Bacaan Khusus PRIA DEWASA
Keharmonisan Keluarga... akar dari keharmonisan masyarakat dan Negara. Tulisan ini bersumber dari : "KITAB ASMARAGAMA"
Keharmonisan Keluarga... akar dari keharmonisan masyarakat dan Negara.
Tulisan ini bersumber dari : KITAB ASMARAGAMA, terbitan
Sadubudi – Solo –
tahun 1956.
RAHASIA ILMU SENI SEX
JAWA
Oleh : Pujo Prayitno
Pulau Jawa di Negara Indonesia - Asia Tenggara di antara Benua Australia dan Benua Asia.
Pulau Jawa di Negara Indonesia - Asia Tenggara di antara Benua Australia dan Benua Asia.
1.
KATA PENGANTAR
Di dalam Kitab Pangracutan, ada yang memaparkan “Ilmu” yang dinamakan:
“Sang Sejati Laki-laki” dan “Sang Sejati Perempuan” yang sebagian isinya
terurai di bawah ini.
Yang disebut roh Idlafi adalah roh perempuan, akan tetapi bertempat pada
laki-laki.
Sang sejati perempuan itu roh Kudus mulia, akan tetapi bahwa roh laki-laki,
sesungguhnya bertempat pada perempuan, Yang Maha Suci pada Jinem, bertempat di
dalam Junub, makanya berkuasa menumbuhkan bergerak sendiri-sendiri saling tarik
menarik, karena roh perempuan dipakai oleh laki-laki dan roh laki-laki dipakai
oleh perempuan. Sehingga mengakibatkan akan saling berusaha menarik rohnya
masing-masing, yang pada akhirnya saling bertukar sari, dengan cara bercinta
dan kesudahannya berkuasa mengadakan sifat. Itulah sebabnya disebut sanggama,
artinya bersatu menyatukan rasa, atau disebut saresmi, artinya bercampurnya
sari berbaur yang menimbulkan saling merasa sama puasnya, karena terpengaruh oleh
Dzat Tuhan Yang Maha Suci, dan biji yang dihasilkan akan tercetak atas warna
ayah bundanya. Sebagimana rincian berikut :
1.
Yakni dalam kurun waktu 35 hari, di antara laki-laki dan
perempuan siapa yang tergerak terlebih dahulu hatinya ingin bersetubuh, jika
yang perempuan yang tergerak hatinya terlebih dahulu kepada laki-laki, maka tat
kala telah sampai peristiwa menurunkan biji, niscaya akan keluar menjadi biji
laki-laki.
2.
Dan jika yang tergerak hatinya terlebih dahulu untuk
bersetubuh adalah yang laki-laki, niscaya setelah sampai menurunkan biji, maka
akan keluar menjadi biji perempuan. Dengan syarat, keduanya haruslah seimbang.
Apabila tidak seimbang dalam hal rasa, meskipun bisa menghasilkan biji, akan
tetapi bisa menimbulkan cacat. Sedangkan ujud cacatnya bisa bermacam-macam, di
antaranya :
a.
Jika salah satunya ada kesan kecewa atau kurang hasrat
untuk bersetubuh, kelak akan memberi kesan kepada perangai sang anak akan mudah
kecewa hatinya, kadang-kadang bisa menimbulkan kesengsaraan dan menderita dalam
hidupnya bagi sang anak tersebut.
b.
Apabila salah satunya ada yang merasa sedih atau marah
dalam hatinya, yang tidak nampak dalam tata lahirnya, maka akan memberi kesan
kepada perangai anaknya akan mudah timbul hawa nafsunya, yang bisa
mengakibatkan hidupnya menjadi susah dan sengsara.
c.
Jikalau salah satu dari pasangan yang hendak bersetubuh
ada rasa kurang pas, maka akan membawa kesan bagi perangai anaknya di kemudian
hari. Jika yang merasa kurang pas pihak perempuan maka akan memberi akibat tidak
baik kepada anak laki-laki dan sebaliknya bila yang merasa kurang pas pihak
laki-laki, maka akan memberi akibat tidak baik terhadap anak perempuan.
Kesemuanya itu masuk bilangan tanda pengenal di dalam kurun waktu 35 hari itu
wajib di jaga cipta dan rasa perasaan batin dari kedua belah pihak. Oleh karena itu
perhitungan umur bayi lahir adalah dengan perhitungan umur setiap 35 hari, yang disebut
dalam penanggalan Jawa dengan nama SELAPAN untuk menghitung umur bayi, dan
setelah bayi berumur 1 (satu) tahun disebut anak, yang artinya kuat, dan
selanjutnya perhitungan umurnya dengan perhitungan tahun.
Bersumber dari pesan wasiat Kanjeng Sunan Kalijaga, tentang hal menjaga olah
rasa (lupa dan lengah) atau mensucikan bathin - menjernihkan pikiran; sedapat mungkin
menciptakan ujud yaitu dalam gerak hati
diharuskan dengan rasa timbang terima (ikhlas memberi dan menerima) cipta sasmita dari keduanya
sebelum melakukan persetubuhan, serta harus mensucikan badan terlebih dahulu
agar supaya baik kejadiannya, atau diharuskan dengan tatacara perilaku yang
baik dalam bersetubuh, dan dalam cipta masing-masing keduanya janganlah ada
pikiran yang tidak baik agar biji yang akan diturunkan pun baik.
Ada di antaranya, seseorang dalam bersetubuh hanya memikirkan kesenangan
dirinya sendiri atau dalam cipta hatinya memikirkan yang tidak-tidak, hal
demikian seumpama menjadi biji, maka kelak akan bisa memberi bahaya kepada
kedua orang tuanya bahkan bisa memberi bahaya bagi lingkungan bahkan bagi
negara.
Sehingga dalam melakukan bersetubuh, sebaiknya diamati dulu dalam kurun waktu sehari
seyogyanya atau sebaiknya tidak ada rasa atau kejadian yang tidak mengenakan hati dari
keduanya sehingga apabila menjadi biji, akan menjadi biji yang baik, yang akan
menjunjung nama kedua orang tuanya, Agama dan Bangsanya.
2. ILMU ASMARA GAMA
Adapun inti atau sari dari Ilmu Asmara Gama ini, adalah satu-satunya teori
tenaga pertemuan antara laki-laki dan perempuan, menuju ke arah dua maksud,
PETAMA ; Menuruti nafsu keinginan kodrat alam semata, sehingga dapat menyatakan atau
mengetahui akan ke indahan rahsa (rasa), dan KEDUA : Memenuhi iradat Tuhan,
sehingga dapat menyatakan atau mengetahui akan keluhuran jiwa, yaitu biji
manusia. Maka seyogyanya hal ini harus diketahui dan diperhatikan betul-betul
oleh para pemuda dan pemudi sebelum dan setelah menikah, karena akan ada banyak
sekali bahaya yang akan dapat merusak hidup manusia dari kesalahan yang
ditimbulkan oleh akibat kurang sadar dengan angan-angan yang salah terhadap
mulianya pertemuan atau seni asmara antara laki-laki dan perempuan yang
akibatnya bisa menimbulkan hal negatif terhadap keturunannya yang diakibatkan
hanya menuruti hawa nafsu sexnya saja tanpa ingat kepada tujuan yang mulia yaitu akan
menurunkan generasi manusia.
Ilmu Asmaragama bisa dikatakan bersifat seni, kesenian alam. Seni di sini
mengandung maksud mengikhtiari kodrat (berusaha merobah kodrat). Karena kesenian tidak hanya berbentuk
tulisan, gerak atau benda yang sebagaimana yang telah ada, akan tetapi kesenian berasal dari
kodrat sebagaimana uraian selanjutnya.
Kalimat Asmaragama atau asmara dan gama artinya sama saja dengan Asmara
= sangat berkehendak, sangat ingin, sangat rindu; Sedangkan Gama sama dengan bersanggama atau bersetubuh melakukan kegiatan sex,
yaitu tingkah laku untuk menumbuhkan semangat penarik dan pendorong keluarnya
air rahsa yang timbul dari sangat berkehendak tersebut. Air rahsa itu disebut
juga mani, yaitu air yang mengandung jiwa berupa biji manusia.
Jadi, Asmaragama berarti meledaknya semangat Roh ke alam nyata, yang
ditimbulkan oleh pertemuan antara cipta rasa antara laki-laki dan perempuan,
yang tersusun dan dipengaruhi serta
dibatasi oleh kekuasaan kodrat. Rasa di sini adalah suatu daya yang bisa
menimbulkan kejadian. Sehingga Cipta rasa perlu diperhatikan baik-baik, karena
akan menentukan sifat dari keturunannya kelak, jadi di sini berkenaan erat
dengan seni (ikhtiar - usaha). Sebab jika Cipta rasa yang hanya berisi nafsu sex belaka,
maka akan berakibat buruk pada keturunan yang akan berpengaruh pada
kehidupannya. Maka dari itu, ikhtiar dengan berusaha mengubah kekuatan kodrat
nafsu sex dengan ingat akan kejadian biji yang akan di turunkan yang akan menjadi
manusia hidup, agar terhindar dari sifat-sifat tidak baik dan berubah menjadi
sifat baik dan sempurna.
Asmaragama adalah suatu ilmu umum untuk semua manusia, karena di situ mengandung
dua hal yang penting bagi manusia, yaitu kehendak keinginan biasa yang
berhubungan dengan kesenangan kenikmatan sex pada bagian sifat kelahiran’ dan juga
berkenaan dengan biji keturunan. Hal ini juga berkenaan dengan keluhuran batin
manusia demi untuk kebaikan dan kesempurnaan keturunannya. Karena kelahiran
manusia yang tidak baik dan jahat akan merusak pergaulan hidup dan malah akan
merusak sifat manusia dimana sifat manusia yang seharusnya adalah sebagai
makhluk tertinggi derajatnya di alam dunia ini.
Sebagimana telah dijelaskan, maka sudah jelas bahwa keturunan ada hubungan
yang sangat erat dengan tata cara senggama. Saat itulah yang akan menentukan
jadinya titisan biji yang nantinya akan menjadi jahat atau berbudi luhur.
Pertanyaan; apakah tidak ada keturunan yang tidak sama sifatnya seperti
sifat dan pikiran ayahnya ketika
melakukan senggama? Jawabnya, ada, akan tetapi kejadian seperti ini adalah
suatu kejadian yang amat luar biasa, karena berhubungan erat dengan kodrat
Tuhan. Tetapi kita jangan lupa; bahwa kodrat Tuhan adalah kejadian luar biasa,
dan di samping kodrat Tuhan, akan menentukan pula Irodat (Usaha -ikhtiar). Jika tidak ada irodat,
maka sifat manusia akan sama dengan sifat hewani, dimana manusia akan merosot
derajatnya. Sebagaimana keturunan binatang di hutan, bagaimana sifat, wujud dan
tabiatnya. Sedangkan bagi manusia, yang menyalahi asal mula keturunan karena tidak
seperti tabiat orang tuanya hanya ada seper seribu persen hal itu akan terjadi.
Contoh nyata dari hal tersebut adalah cerita tentang kelahiran Nabi Musa
As. Dimana proses kejadiannya tidak sesuai dengan teori yang telah dijelaskan.
Karena kejadian tersebut murni atas dasar Kodrat Tuhan.
Sifat tabiat atas dasar pendidikan atau tuntunan dalam olah asmara agar
keturunannya mempunyai sifat dan tabiat yang baik, para ahli telah memberi
pedoman bahwa kita harus tau sifat dan tabiat yang baik sesuai aturan yang telah digariskan dalam hukum Tuhan, Hukum Negara, Hukum Alam dan Hukum Masyarakat, dan kita harus ingat
bahwa dalam melakukan senggama (sex) akan berpengaruh pada sifat dan tabiat dari anak
yang akan dilahirkannya kelak.
Contoh sekedar dari cipta yang salah atas kodrat dan kehendak
yang berisi nafsu sex belaka adalah dari cerita Begawan Wisrawa dalam kisah wayang,
ketika melakukan senggama dengan Dwi Sukesi, karena terdorong nafsu sex belaka,
maka ketika melahirkan putera, puteranya bersifat Raksasa yaitu Rahwana yang
bersifat angkara murka, karena cipta yang dikuasai nafsu yang menyalahi hukum
alam, dan putera selanjutnya adalah Sang Kumbakarna dan Dewi Sarpakenaka yang
keduanya masih bersifat raksasa. Kemudian barulah sadar Begawan Wisrawa, bahwa
dalam olah asmara tidak hanya diliputi dan dikuasai oleh nafsu sex belaka, akan tetapi atas dasar daya
cipta yang mulia, maka buah hasilnya yang terakhir jadilah lahir putera yang
bersifat Satria, gagah dan bijaksana, yaitu Sang Gunawan Wibisana.
Ada contoh lagi menurut catatan yang dikutip dari catatan ilmu nujum dan
perbintangan, bahwa di Ingris pada tahun 1703, terlahir dari keluarga ahli
hukum, dan dari keturunannya menurunkan :
Sarjana ahli hukum 15% dari 881
orang keturunannya.
Sarjana pandai 35% dari
881 orang keturunannya.
Prajurit 9% dari 881 orang keturunannya.
Pada tahun 1720, terlahir dari seorang penjahat besar, dan dari
keturunannya menurunkan :
Penjahat 30%
dari 1257 orang keturunannya.
Pencuri 5% dari 1257 orang keturunannya.
Pembunuh 0,6% dari
1257 orang keturunannya.
Dari contoh tersebut, bisa dijadikan pelajaran, bahwa ketika melakukan
asmaragama seperti yang dilakukan oleh Begawan Wisrawa, Ahli Hukum dan
Penjahat, tidaklah memperhatikan Irodat (seni) asmara, maka hanya kodratnya
saja yang mengalir sehingga terjadi hal demikian itu.
Dalam ilmu Asmaragama terdapat beberapa macam seni yang
bisa mendorong semangat bercinta, serta memperoleh hasil keturunan yang
sempurna. Kesenian yang demikian adalah pokok dari seni di dalam semua kesenian
yang ada di dunia ini, bagi orang yang benar-benar mendalami seni dibanding
segala jenis seni yang ada dalam seni hidup di dunia ini, demi untuk membina
indahnya dalam membina keluarga yang indah dan bahagia.
Sesungguhnya di jaman sekarang, masih banyak orang yang tidak sadar akan
indahnya seni dari seni tersebut. Manusia jaman lampau menganggap bahwa
kesenian adalah sebagai alat permainan saja. Maka tidak mengherankan bahwa Ilmu
Asmaragama itu dianggap sebagai ilmu untuk bersenang-senang semata. Padahal
sebetulnya, Ilmu Asmaragama itu adalah suatu kesenian manusia yang paling
tinggi dan terbesar pengaruhnya terhadap susunan masyarakat di dunia ini.
Karena segala kesenian yang nampak di dunia ini, hanya sebagian saja dari
meledaknya keindahan alam semata-mata, sedangkan sumber kenikmatan rasa
keindahan, masih tersimpan di dalam Surga.
Itulah pokok rasa keindahan yang digambarkan dalam Ilmu Asmaragama, tetapi
yang bisa menyerap Ilmu Asmaragama ini hanya manusia yang mendapat rahmat Tuhan, sebagaimana halnya yang digambarkan dalam kisah Harjuna
yang memang sakti dan telah di wejang (diberi ilmu) oleh Hyang Indra dalam merasakan
kenikmatan di alam Surga yang indah, yang rasa nikmat keindahannya dibanding
rasa nikmat keindahan di dunia satu di banding sepuluh ribu jika di banding
nikmat keindahan di alam Surga yang abadi.
Jenis-jenis Ilmu Asmaragama, dibagi beberapa tahapan, yaitu :
2.1. ASMARA SABDA
Seluruh kehendak manusia yang harus dinyatakan kepada lawan jenisnya,
supaya kehendak keinginannya itu dapat sempurna, maka orang harus berlaku
dengan cara menyusun kata-kata (Sabda), atau perkataan menjelaskan, untuk
menggambarkan sebagaimana sifat dan bentuknya barang yang di kehendakinya itu.
Begitu juga dalam berkehendak antara laki-laki dan perempuan, manusia harus
bisa menyusun kata-kata indah yang ditujukan kepada lawan jenisnya. Dalam
bahasa sekarang, disebut rayuan dan sanjungan yang indah.
Ketahuilah “Asmarasabda Kuna” yang dilakukan oleh para Raja dan Satria di
jaman itu disebut bercumbu-cumbuan dalam bahasa Jawa disebut “Ngungrum” dengan
kata-kata, lagu yang sangat indah, merdu merayu hingga bisa melambungkan rasa
dan mabuk kepayang dan melayang-layang rasanya bagi yang terkena rayuan tersebut.
2.2. ASMARA TURIDA
Sesungguhnya Asmaraturida, adalah suatu Ilmu untuk menghindarkan penolakan
oleh pihak wanita, sehingga pemuda yang menginginkan wanita dapat berhasil atas
cita-citanya.
Asmaraturida (Hasrat yang menyala) adalah suatu perasaan rindu yang apabila
perasaan ini menyerang manusia akan bisa menimbulkan rasa yang sangat
menyedihkan bagi penderitanya.
Barangsiapa yang mengalami peristiwa tersebut, tentu akan merasa menderita.
Padahal sebenarnya, seseorang yang sedang menderita perasaan rindu tersebut,
adalah suatu rasa perasaan yang terjadi dengan sendirinya, yang terbentuk dari
terpusatnya tenaga dari : Budi, kehendak, cipta dan pikiran, yang kesemuanya
itu bersatu bekerja sama untuk memperoleh sesuatu yang dikehendakinya, maka
rasa rindu atau keinginan yang kuat itu adalah tenaga rasa yang teristimewa
yang mudah sekali membangkitkan “Tekad Manusia” , untuk memperoleh yang di
idam-idamkannya (di inginkannya). Oleh karena kekuatan lahir dan batin itu terletak dalam
perasaan rindu dari keinginan yang kuat maka di saat itu manusia akan
mencurahkan tenaga sehebat-hebatnya untuk memperoleh yang di inginkannya itu.
Sehingga dengan demikian Asmaratiruda, manusia baru bertindak atas dorongan
batin, atau atas dasar “Tenaga Cipta” seperti tersebut di bawah ini :
2.3. ASMARACIPTA
Syarat yang pertama unutk menjalankan Asmaracipta, bagi seorang pemuda yang
jatuh cinta (rindu) adalah dengan jalan tidak bertemu dengan wanita pujaanya
selama 3 hari 3 malam bagi wanita atau laki-laki yang berkulit putih dan
kuning, 7 hari dan 7 malam bagi yang berkulit merah atau sawo matang, 7 hari
sampai dengan 40 hari/malam bagi yang berkulit hitam. Agar diusahakan nafsu
yang berkobar tidak membakar cipta, dan cipta tidak dikuasai nafsu hingga cipta
dapat menghela dan menuntun nafsu.
Setelah itu, pada waktu sore hingga tengah malam sekitar jam 12 malam tidak
boleh tidur, kemudian duduklah di tengah-tengah halaman dengan konsentrasi
mengheningkan cipta (Samadi), yaitu dengan cara kedua tangan bersedakep atau
disilangkan di dada, badan bersandar di bawah pohon atau tempat duduk yang
telah disediakan, lalu menutup tenaga pancaindra, yaitu tidak mendengarkan
suara, tidak melihat apa-apa, tidak membau, merasa dan tidak berbicara, paling
sedikit selama 5 menit, dan disaat itu hanya memandang keluar masuknya nafas
saja.
Berusaha menguasai pancaindra (lima indra) sampai tenang tidak bertenaga, seolah-olah
perasaan setengah tidur, sehingga keluar masuknya nafas teratur dan pendek
(sesak). Gerak hati juga demikian, dibuat berhenti juga, yaitu diusahakan kehendak
(cita-cita), karsa (kemauan), cipta (budi) pikiran, rasa (menimbang-nimbang)
jangan sampai bertenaga apa-apa sempai se tenang mungking. Tapi ingat, jangan
sampai tertidur.
Untuk lebih jelasnya, di dalam pemandangan nafas, badan wadag (tubuh) badan
Indra dan badan batin tersebut, tiga-tiganya berhenti bersama-sama. Sekarang yang
tinggal hanya pemandangan nafas, harus segera dipindahkan ke dalam cipta, yaitu
menciptakan gambar orang dan dimasukan ke dalam cipta, karena pandangan cipta
bisa menurut sesuai corak kehendak ciptaannya.
Singkat kata, jika gambaran sang kekasih telah menjelma dalam pandangan
cipta (pandangan batin), bolehlah gambaran tadi di rasai sepuas-puasnya,
laksana pertemuan dalam alam nyata.
Maka akibat yang ditimbulkan, dapat menembus kepada rasa jiwa kekasihnya,
walaupun ketika itu sang kekasih sedang tidur nyenyak, maka sang kekasih akan
merasakan hal yang sama seperti dalam pertemuan di alam nyata, sehingga ketika
itu bisa menimbulkan rasa cinta kepada si pencipta rasa itu.
Jika pihak lawannya itu memang ada rasa cinta, baik pihak wanita ataupun
pria tentulah akan berakibat membikin pusing kepala. Hingga akhir yang
diharapkan akan sampai pada jenjang pernikahan. Ilmu Asmaracipta juga bisa
digunakan di saat ada halangan perpisahan bagi yang telah menikah karena
sesuatu hal atau tugas menjalankan kewajiban hidup yang harus terpisah
sementara waktu.
2.4. ASMARAWANITA
Adapun Asmarawanita, Asmara = kehendak, wanita = perempuan (Istri) dalam
arti : “Menunjukan rahsa indah yang terdapat dalam tubuh seorang wanita.” Maka
di sini akan di uraikan tanda-tanda yang menunjukan tanggal terbitnya, jalan
pindah-pindahnya rahsa indah kepekaan rasa dari seorang wanita dalam tiap-tiap
hari setiap bulannya.
Di dalam badan wanita, pangkal rahsa indah kepekaan rasanya itu tidak tetap dan tidak hanya berpangkal
dalam tempat yang tertentu saja, melainkan berpindah-pindah letaknya. Bagian
sensitif itu akan berpindah-pindah mengikuti pengaruh peredaran bulan. Puncak
rasa asmara wanita itu paling bergairah saat Bulan Purnama dan saat bulan mati.
Karena menurut kodral alam Bulan adalah sangat berpengaruh dan mengawasi kepada
rasa perasaan manusia terutama wanita. Maka daripada itu, jika pada suatu waktu
pengaruh sang bulan bertepatan atau mengenai pada bagian anggota tubuh manusia,
maka tempat tersebut besar sekali rasa kepekaannya (sensitif) bila di raba agar
menggerakan dan mengobarkan rasa perasaan asmara yang dimaksudkan.
Karena hal itu telah ditetapkan oleh kodrat alam atau hukum alam, bahwa
rahsa indah bagian sensitif dalam tubuh seorang wanita itu, tiap-tiap 24 jam
berpindah-pindah, maka perlu sekali bagi seorang suami memahami
berganti-gantinya letak kepekaan seorang wanita berdasarkan knop kalender yang
berdasar peredaran bulan, bukan kalender yang berdasar peredaran matahari,
untuk lebih jelasnya, letak kepekaan atau letak sensitif wanita; sebagaimana
uraian di bawah :
- Tanggal 1; terletak di bagian kepala seluruhnya – diraba dengan belaian lembut di antara dahi dan rambut.
- Tanggal 2; terletak di bagian pusar (tengah perut) – ciumlah pusarnya, atau raba dan belailah (usap) dengan penuh perasaan.
- Tanggal 3; terletak di bagian kedua pahanya, raba dan usap serta belailah terutama bagian dalam dari paha, tentunya dengan belaian lembut tanpa tekanan.
- Tanggal 4; terletak di bagian dada (Anggota di atas perut) peganglah dadanya dengan mantap biar wanita merasa nyaman dan juga belailah pipinya.
- Tanggal 5; terletak di bagian pucuk atau puting susunya, ciumlah dengan lembut serta digelitik dengan lidah ataupun juga di gelintir dengan gigi seperti mengulum buah anggur (Tapi ingat harus dengan lembut penuh perasaan – jangan sekali-kali menimbulkan sakit).
- Tanggal 6; terletak di bagian kedua bibirnya – ciumlah mulutnya dengan penuh gairah agar wanita merasa dirinya sangat dibutuhkan.
- Tanggal 7; terletak di bagian antara kedua belah buah dadanya, rabalah dengan tangan, ingat dengan belaian lembut antara menyentuh dan tidak.. usapan lembut tentunya.
- Tanggal 8; terletak di bagian birit; bukan pantat, peganglah dan dengan di tekan-tekan.
- Tanggal 9; terletak di bagian paha bagian atas sampai pinggang, raba dan belailah bisa juga dengan ciuman lembut di bagian bawah pinggang.
- Tanggal 10; terletak di bagian perut, rabalah agak keras perutnya.
- Tanggal 11; terletak di bagian hidung, cium dengan lembut pipinya.
- Tanggal 12; terletak di bagian atas- peganglah di atas tulang gandunya (Tulang walikat atau pinggang).
- Tanggal 13; terletak di bagian puncak sebelah buah dada – dan rabalah kemaluannya (farjinya).
- Tanggal 14; terletak di pantat bagian atas – rayu dan ajaklah bersenggama dengan rayuan dan perkataan lemah lembut serta di belai mukanya.
- Tanggal 15; terletak di bagian paha bagian atas (di bawah tulang gandu) dan juga cium pipinya.
- Tanggal 16; kembali seperti tanggal satu, dan untuk tanggal selanjutnya seperti urutan di atas.
2.5. asmaragama (sanggama)
Menurut uraian dalam Kitab Asmaragama, diterangkan bagaimana cara
mengendalikan jalannya rasa; akan tetapi di sini terlebih dahulu untuk
diperhatikan : Janganlah bersetubuh setelah makan, paling tidak 3 jam setelah
makan, janganlah dalam bersetubuh memikirkan hal yang bukan-bukan. Lebih baik
di saat itu memikirkan hal-hal yang positif. Pada saat ingin melakukan
Asmaragama atau senggama, hendaklah konsentrasi mengendalikan serta memadamkan
panca indranya, sedangkan ciptanya hendaknya konsentrasi dalam hal-hal
keutamaan. Setelah 99% ketenangan di capai, barulah Sanggama dimulai.
Adapun sebelum melakukan bersetubuh, hendaklah duduk berhadapan muka, di
tempat yang di rasa baik, yaitu di tempat tidur atau tempat lainnya yang di
rasa aman. Segala keinginan harus dikendalikan, jangan sekali-kari merasa
kurang cinta, takut, heran, benci kepada sesuatu atau orang lain. Tujukan
kemauan keinginan itu ke pangkal kenikmatan yang sejati. Tunggulah hingga keduanya telah
siap dan kuat betul keinginannya terutama kepunyaan laki-laki haruslah
benar-benar telah siap dan menegang keras. Setelah itu, Kemudian peganglah
tangan kiri wanita dengan tangan kanan, kemudian tangan laki-laki memeluk
wanita, sambil mencium atau apa saja seperti uraian di bab sebelumnya,di atas,
jangan tergesa-gesa. Hal ini hanya sebagai syarat untuk menambah birahi
keduanya. Sementara itu harus dilakukan bersama-sama beranjak dari tempat duduk
ke tempat berbaring, kemudian baringkan sepantasnya. Pakaian usahakan yang
longgar agar tidak menghalangi.
Sesudah itu, renggangkanlah (buka) kedua kaki wanita dan kedua tumit perempuan
diletakan pada pangkal paha, yang seolah-olah untuk menyokongnya.
Adapun posisi laki-laki, dengan posisi berjongkok tegak berhadapan muka,
dan jangan tergesa-gesa melakukannya bila belum siap betul. Jika telah
benar-benar siap dan senjata laki-laki telah mengeras kuat, maka peganglah
kepala kemaluan dengan tangan kanan
untuk dimasukan ke lobang kemaluan wanita dengan perlahan-lahan dan sedikit
demi sedikit, dan pelan agar wanita makin kuat birahinya. Adapun tangan kiri
lebih baik dijadikan bantal di bawah kepala perempuan.
Perbuatan memasukan senjata laki-laki ke dalam lobang perempuan, sebaiknya
dilakukan oleh perempuan, yang mana membuktikan bahwa perempuan itu benar-benar
cinta dan ingin sekali menikmati kenikmatan sejati itu.
Sesudah dapat masuk sampai pangkalnya, maka letak kaki berubah membujur
yang lurus, perut di atas perut, dada lelaki di atas buah dada wanita, tetapi
jangan terlalu menekan, sebisa mungkin dengan tekanan lembut dengan tekanan
mengambang saja. Kemudian laki-laki mulai bekerja menarik dan memasukan senjata
laki-lakinya dengan cara diayun dengan pelan dan lembut seiring keluar dan
masuknya pernafasan, yaitu di saat menarik nafas maka masukan ke dalam dan di
saat mengeluarkan nafas, tarikan keluar. Begitu berulang-ulang menarik dan
memasukan mengayunkan senjata itu dengan secara kesatriya yang selalu ujung
senjata laki-laki itu ditujukan ke bagian atas agak ke kiri sedikit, agar
mengenai tempat kenikmatan wanita yang sesungguhnya.
Menurut kebiasaan, tidak berapa lama akan keluar lendir yang berguna
sebagai minyak pelumas. Ingatlah, ketika laki-laki mengeluarkan minyak serupa
ini, maka perbuatan menarik dan memasukan mengayun senjata harus selalu
konstan, sehingga ketika tempat kenikmatan wanita yang sering tersentuh kepala
senjata laki-laki, maka wanita akan merasa geli dan nikmat yang tiada terhingga.
Hal demikian akan nampak pada rona merah di wajahnya serta rintihan lembut dan
desahan nafas yang menggebu. Jika sudah demikian agar di percepat keluar
masuknya ayunan senjata dengan tekanan yang mantap. Dan biasanya wanita akan
bertingkah yang seolah-olah membantu kerja laki-laki. Apalagi jika wanita
tersebut adalah wanita yang telah berpengalaman dalam olah asmara, wanita itu
mulai sejak awal permainan akan besikap dengan tingkah yang luar biasa,
sehingga proses persetubuhan bisa sangat memuaskan pihak laki-laki. Sehingga
banyak laki-laki yang tergiur pada kepandaian perempuan pada saat olah asmara
di banding pada elok dan cantiknya rupa, dalam hal pada keahliannya menyenangkan pria. Begitu sebaliknya, banyak wanita yang sangat mencintai
laki-laki bukan karena ketampanan dan kekayaannya, akan tetapi disebabkan
karena sangat pintarnya dalam melakukan olah asmara.
Sedangkan bagi wanita yang belum berpengalaman, maka ia akan malu untuk
berbuat demikian yang disebabkan ia takut, jika disangka yang bukan-bukan,
padahal aslinya dia ingin sekali bertingkah yang demikian itu.
Jika perempuan sudah menggelinjang dengan sangat hebatnya, diharapkan
laki-laki mengimbanginya dengan jalan mempercepat dalam menggerakan keluar masuk
ayunan senjatanya dengan tekanan yang mantap. Dimana hal demikian akan menimbulkan
rasa nikmat yang tiada tara di pihak perempuan sehingga erangan dan rintihan
perempuan akan semakin hebat bahkan kadang ada pekikan kecil, dan jika
diperhatikan akan nampak tanda bahwa wanita akan mengeluarkan air rahsa,
dimana laki-laki harus waspada dan harus mengimbangi dan menuruti gelagat
wanita yang demikian dengan cara makin mempercepat dan mengeraskan keluar
masuknya ayunan senjata nya... sampai puncak kenikmatan di kedua belah pihak
dapat tercapai bersama-sama.
PERINGATAN
Bila perempuan belum kelihatan tanda-tanda akan mencapai puncak kenikmatan
dan pihak laki-laki akan mendahului keluarnya air mani sumber kenikmatan
sejati, maka hentikanlah dahulu perlawanan dengan cara tetap di biarkan di
dalam atau di bibir kecil kemaluan wanita, dengan dibarengi menahan nafas serta
diringi cumbu rayu atau kata hiburan yang indah kepada wanita, sehingga wanita
tidak merasa kecewa atau hilang nafsu asmaranya. Sebab apabila laki-laki
membiarkan saja keluarnya mani, maka sia-sia saja perbuatannya itu. Karena jika
laki-laki telah mengeluarkan air maninya, maka laki-laki akan kehabisan
tenaganya. Hal demikian tentunya sangat mengecewakan perasaan wanita dan jika
wanita yang melakukan hubungan asmara tidak sampai kepada puncak asmara, maka
wanita itu akan mengalami sakit di bagian pinggangnya.
Sebaiknya, diusahakan untuk bersama-sama mencapai puncak kenikmatan dengan
di tandai keluarnya pancaran air mani laki-laki dan wanita, dan wanita akan
memberi tanda denyutan-denyutan lembut yang menggigit kepala senjata laki-laki,
sehingga keduanya merasakan kenikmatan yang luar biasa, yang tentunya dalam
puncak rasa kenikmatan yang demikian jangan lupa batin selalu sadar bukan hanya
puncak kenikmatan yang di harapkan akan tetapi juga sadar akan terjadinya biji
manusia. Terjadinya biji manusia itu lebih mudah prosesnya jika keduanya keluar
bersamaan. Bagi laki-laki yang waspada katika puncak rasa kenikmatan dan
pancaran air maninya sedang menyembur keluar dengan kuatnya yang jika air mani
itu akan berhasil membuahi wanita, maka laki-laki akan melihat pancaran cahaya
kehijauan atau kekuningan di antara kedua matanya, apabila seorang laki-laki mau
berkonsentrasi untuk memperhatikannya.
Dengan tanda-tanda yang demikian, maka akan dapat diketahui jadinya anak
yang akan di lahirkannya. Jika cahaya yang muncul, nampak kehijauan maka anak
yang akan dilahirkan akan menjadi anak perempuan. Dan jika cahaya yang muncul
berwarna agak kekuningan, maka anak yang akan dilahirkannya akan menjadi anak
laki-laki. Selain tanda-tanda tersebut, juga juga ada tanda tanda lainya, yaitu
apabila wanita yang lebih dulu sangat bernafsu saat melakukan senggama, maka
apabila menjadi anak, akan menjadi anak perempuan, sedangkan bila laki-laki
yang lebih dulu bernafsu di banding perempuan, maka akan menjadi anak
laki-laki.
Kembali pada topik senggama, apabila wanita sudah sangat bernafsu dengan
menggelinjang dan badanya kenyal serta irama rintihan dan erangan semakin
merdu, disertai liarnya gerakan tubuhnya, maka laki-laki harus faham dan harus
mengimbangi hasrat wanitanya dengan cara semakin mempercepat dan mengeraskan
tekanan atau dengan cara menekan keras dengan tulang kemaluan pria dan digeser
dengan goyangan melingkar seolah-olah akan di telan semua milik senjata
laki-laki, tentunya boleh di tambah dengan dekapan, ciuman dan atau apa saja
yang pantas, sehingga akan semakin menambah cita rasa dalam persetubuhan, dan
jangan lupa selalu usahakan kepala senjata laki-laki di arahkan mengenai manik
letak puncak kenikmatan wanita. Jika wanita telah benar-benar mendekati puncak
kenikmatan, maka posisi wanita dirubah dengan posisi lipatan kakinya di luruskan
dan di bujurkan dan kedua pahanya dirapatkan. Sedangkan pihak laki-laki pahanya
diletakan di atas paha wanita, perut di atas perut, dada di atas dada , denga
tungkai kaki berdiri tegak dengan ditopang oleh kedua ibu jari kakinya.
Jika telah demikian, maka wanita akan semakin merasa tidak tahan,
menunggu-nunggu mengharap yang juga dapat dilihat dari tingkahnya yang semakin
menggeliat mengerang merintih liar, dimana di saat itu air rahsa wanita mulai
terayun yang tak lama lagi akan keluar.
Jika sudah demikian, maka pihak laki-laki harus menekankan senjatanya ke
dalam yang ditujukan ke arah atas (peranakan) sehingga pangkalnya senjata masuk
ke dalam bibir besar kemaluan wanita dengan memusatkan pancaindranya dan
menghilangkan segala pikiran dan angan-angan kosong dimana pikiran harus selalu
berada di pusat perhatian pada hal-hal yang utama seperti tersebut di atas.
Ada baiknya juga, di saat demikian laki-laki berbuat dan menggosok seluruh
tubuh wanitanya dan sedikit menggigit bibir atas atau bawahnya.
Maka tidak berapa lami lagi, keluarlah air rasa sumber kenikmatan sejati
seorang wanita dengan di tandai tubuh wanita itu akan kelihatan begitu letih,
dengan roman muka yang agak kepucatan, dikarenakan seakan-akan tidak tahan
menahan rasa nikmat dari puncak kenikmatan yang tiada bandingnya di atas
segala puncak rasa kenikmatan yang ada. Atau tanda tanda lain yang bisa dirasa
oleh laki-laki adalah ujung kemaluan laki-laki terasa di denyut-denyut dihisap
oleh jepitan siput wanita yang tentunya akan menambah nikmat laki-laki juga.
Di saat puncak persetubuhan yang demikian, kerap juga ada seorang wanita yang
mengerang, mengaduh menjerit dengan pekikan kecil atau yang lainnya yang
disebabkan oleh rasa nikmat dan rasa puas yang luar biasa, yang mana
laki-laki akan merasa kasihan yang luar biasa padanya, sehingga laki-laki akan
merasa capai dan kadang hadir pula perasaan lainnya, dan pada saat itu di
antara rasa tidur dan jaga atau ngantuk yang luar biasa, biasanya akan muncul
cahaya mulia tersebut di atas.
Tata cara persetubuhan seperti ini adalah buat laki-laki yang berukuran
sedang kemaluannya, sedangkan bagi laki-laki yang kemaluannya panjang juga
dapat melakukan persetubuhan dengan cara ini, pada saat permulaan ketika tumit
perempuan masih di pahanya, ketika menarik dan memasukan senjatanya jangan
terlalu dalam, yang mana bisa menyebabkan sakit di pihak perempuan. Atau untuk
mengetahui hal ini sebaiknya di tanyakan kepadanya, jika perempuan merasa sakit
maka terlalu panjanglah kemaluannya. Sebaliknya bila merasa kurang nikmat, maka
senjata itu berukuran sedang atau pendek, akan tetapi harus selalu diingat!!!
Selalu di tujukan ke arah atas agak ke kiri sedikit atau bisa juga di tanyakan
kepada pihak wanita. Memang seharusnya kedua belah pihak harus saling terbuka
dan saling berkomunikasi pada awal-awal masa pernikahan, sampai di temukan
posisi, cara yang tepat agar keduanya bisa mencapai puncak asmara yang di
dambakan.
Adapun cara bersetubuh bagi laki-laki yang kemaluannya (kelaminnya) terlalu pendek, jika
memakai cara di atas, maka ketika puncak rasa akan dicapai, kedua kaki
wanitanya tidak usah di bujurkan atau diluruskan ke bawah, biarkan tetap terbuka dan tumit
wanitanya biarkan di pangkal pahanya. Lebih baik lagi ketika sudah mendekati
puncak asmara, maka kaki wanita kedua-duanya di angkat ke atas seolah-oleh
dipikul di pundak laki-laki. Atau lebih
sempurna lagi, jika sejak mulai awal senggama, kedua kaki wanitanya di pikul di
pundak laki-laki dari mulai awal persetubuhan sampai selesai. Ini berlaku bagi
laki-laki yang terlalu pendek senjatanya .Akan tetapi, bagi laki-laki yang
terlalu panjang senjatanya jangan melakukan cara seperti ini.
Adapaun tata cara bersetubuh bagi laki-laki yang terlalu panjang senjatanya
ialah, terlebih dahulu duduk berhadapan, memegang tangan, memeluk, mencium dan
lain-lain, tidak ada bedanya dengan cara-cara di atas. Sikap demikian ini hanya
sebagai cara guna menambah gairah atau menguatkan saja agar benar-benar kokoh
maka perlu dilakukan pemanasan seperti tersebut di atas, kemudian tangan kanan
laki-laki dijadikan bantal bagi wanita dan diatur hingga posisi paling selaras.
Setelah senjata laki-laki masuk pada tempatnya, dan akan memulai
mengayunkan senjatanya, maka luruskan kaki perempuan ke bawah hingga kedua
pahanya benar-benar rapat, hingga senjata laki-laki terasa terjepit. Jika sudah
demikian, maka mulailah mengayunkan senjata dengan cara memasukan dan menarik
dengan diimbangi pernafasan seperti sudah dijelaskan di muka. Adapun soal
mencium, membelai, meremas buah dada dan membelainya, bisa dilakukan dengan
syarat dengan penuh perasaan dan tidak boleh kasar. Karena wanita adalah lembut
dan penuh kelembutan. Bila wanitanya sudah mendekati puncak rasa, dengan di
tandai erangan, rintihan, desahan dan tingkah polah yang menggelinjang-gelinjang (seolah-olah menggigil),
maka laki-laki harus mengimbangi dengan cara mempercepat ayunan menarik dan
memasukan senjatanya dengan sedikit di gosokan ke kanan dan ke kiri atau mirip
dengan mengaduk minuman. Dengan demikian semakin hebatlah rintihan dan erangan
wanitanya serta geliat tubuhnya sebagai tanda bahwa tidak lama lagi akan
meledak dan terpancarlah puncak rasa, dimana laki-laki harus selalu mengimbangi
gelora wanita yang telah bertingkah demikian hingga benar-benar sudah semakin
dekat mencapai klimak, maka tekan dengan kuat senjata laki-laki ke dalam hingga
pangkalnya memasuki bibir besar kemaluan wanita, dengan memusatkan pikiran dan
pancaindra serta di pusatkan pada hal-hal yang baik dan utama, sampai puncak
kenikmatan benar-benar telah dirasa oleh keduanya.
Sehingga jelaslah, bahwa sejak dari awal hingga selesainya bersetubuh,
kedua kaki wanita harus tetap membujur lurus dengan merapatkan ke dua buah pahanya,
sedangkan yang laki-laki dengan posisi dada di atas dada, perut di atas perut,
sedangkan tangan kiri dijadikan bantal, sedangkan kedua kaki direnggangkan
dengan posisi seperti katak yang akan meloncat.
Sedangkan bila persetubuhan dilakukan oleh laki-laki yang bentuk senjatanya
sedang, maka sebaiknya pantat wanitanya di ganjal dengan bantal kecil ataupun
lainnya, sehingga posisi kemaluannya agak terangkat lebih tinggi.
Akan tetapi bagi laki-laki yang bentuk senjatanya terlalu pendek, maka dalam melakukan bersetubuh sejak mulai
awal hingga selesai posisi kedua kaki perempuan di taruh di pundak laki-laki,
sedangkan posisi laki-laki sedikit berlutut denga ditahan oleh tumitnya, atau
setengah merangkak dan setengah berdiri pakai lutut, hingga bila dilihat dari
samping sikap laki-laki mirip dengan sikap kucing sedang duduk.
Demikian sedikit uraian bersetubuh, sedangkan aturan dan tata cara lainnya
bisa di pelajari sendiri, asal sepaham dan disepakati oleh kedua belah pihak,
dan selalu diingat bahwa :
- Usahakan keluarnya air rahsa puncak dari persetubuhan keluar bersama-sama antara laki-laki dan wanita.
- Lurus atau tidaknya senjata laki-laki, yaitu bila senjata laki-laki bengkok ke kanan, maka ayunan tekanan ke dalam vagina diusahakan di belokan atau digeyolkan ke kanan, sebaliknya bila bengkok ke kiri, maka ayunan senjatanya harus di geyolkan ke kiri.
LARANGAN BERSETUBUH
Bersetubuh semenjak jaman purba hingga kini, adalah suatu adat yang
termasuk kehendak Tuhan. Adapun kehendak Tuhan yang dimaksudkan adalah untuk
memperbanyak keturunan, demi untuk menyembah Tuhannya.
Sehingga sudah jelaslah di sini, bahwa melakukan persetubuhan tidak
diijinkan oleh-Nya hanya digunakan untuk permainan dan memuaskan hawa nafsu sexnya
saja. Jika hal demikian tetap dilakukan, Tuhan akan memberikan peringatan
berupa penyakit diantaranya : Druiper, Syangker, Syphilis, Raja singa, dan
lai-lainya.
Jangan sekali-kali melakukan senggama memakai obat kuat, baik yang berupa
tepung, pil, ataupun semacam minyak yang di balurkan di kepala atau seluruh
kemaluan ataupun yang di minum. Yang kesemuanya itu bertujuan untuk
memperlambat dan tahan lama keluarnya mani dan untuk menolak penyakit.
Perlu di ketahui, bersetubuh itu tidak usah dengan waktu yang lama, karena
bukan dengan lamanya persetubuhan yang bisa memuaskan kedua belah pihak akan
tetapi adalah kualitas dari persetubuhan itu sendiri. Orang bersetubuh yang tidak
memakai aturan, walaupun dilakukan dengan waktu yang lama, tentulah tidak akan
memuaskan dan akan terbuang sia-sia biji manusia, sebab mereka tidak saling
mengerti pada masing-masing punya gelagat atau kehendak, untuk mencapai puncak
kenikmatan.
Untuk lebih menambah wawasan, akan kami terangkan apa sebabnya orang di
larang bersyahwat mempergunakan obat-obatan :
- Mendorong perbuatan jahat, artinya, mereka lantas melakukan kegiatan sanggama dengan siapa saja, sebab mereka mengira walaupun melakukan dengan banyak orang yang bukan isterinya tidak bakalan diketahui oleh masyarakat karena tak dapat hamil.
- Dapat menjadikan angkara murka terhadap persetubuhan, sebab orang yang bersetubuh memakai obat, tentu tidak bisa sepuas apabila dibanding yang dilakukan dengan cara biasa, sehingga semakin murkalah untuk selalu bersetubuh hingga bisa merusak mental dan badan mereka.
- Mengganggu kesehatan badan dan otak, oleh karena disebabkan keluarnya air mani tidak sebagaimana mestinya. Sedangkan tenaga yang dikeluarkan adalah tenaga pulasan yang sebetulnya tidak sepadan dengan kekuatan asli dirinya yang tentunya berakibat merusak badannya sendiri.
Sedangkan larangan bersetubuh lainnya, adalah sebagai berikut :
- Janganlah sekali-kali melakukan persetubuhan apabila salah satu pihak sedang terganggu kesehatan badannya, ataupun jiwanya sedang sedih, khawatir, taut dan lain-lainnya. Hal ini akan berakibat buruk bagi keturunannya.
- Usahakan jangan melakukan persetubuhan pada siang hari (biji dalam keadaan cair), dan waktu terbaik untuk bersetubuh adalah diantara pukul 12 hingga pukul 2 malam, sampai kira-kira hampir pagi, karena di saat itulah keduanya jiwanya dalam keadaan tenang, tenteram, hawa dingin dan sunyi untuk lebih mempermudah konsentrasi.
- Jangan bersetubuh dengan wanita yang sedang berpuasa atau wanita yang tidak makan dalam tempo yang lama, dan jangan bersetubuh dengan wanita yang habis makan, karena bisa menyebabkan serangan jantung.
- Djangan setelah bersetubuh langsung mencuci kemaluan ataupun di sapu dengan dengan pembersih, tunggulah beberapa saat. Karena hal demikian dapat menyebabkan penyakit kanker dan bila menjadi anak, maka akan menjadi anak yang dungu.
- Diusahakan janganlah bersetubuh dengan wanita yang lebih tua dari umur laki-laki, karena dapat menimbulkan cepat berkurangnya zaad, jika tidak berobat atau mengkonsumsi suplement untuk mengembalikan zaad yang terserap.
- Jangan bersetubuh sambil mandi atau selepas mandi, dan juga sedang mengeluarkan darah atau sedang nifas atau pun juga karena baru sembuh dari penyakit diare, karena bisa menimbulkan penyakit dalam atau pun bila darah perempuan masuk ke dalam kemaluan laki-laki bisa menimbulkan berbagai macam penyakit, dan bagi perempuan saat yang demikian tidak akan dapat merasakan kenikmatan.
- Suatu ajaran yang di ajarkan oleh K.N. Muhammad saw, kepada Sayidina Ali, dilarang bersetubuh dengan memandang kemaluan seorang perempuan, karena dapat menyebabkan muka mudah berkerut, atau jika yang di lihat bagian dalamnya bisa menyebabkan anak keturunannya menjadi buta.
Jatuhnya biji juga akan berpengaruh pada kelahiran seorang anak. Karena
dalam ilmu perbintangan ataupun Ilmu Weton Jawa (Perbintangan Jawa), karena
saat jatuhnya biji akan mempengaruhi saat kelahiran seorang anak. Ini bisa di
pelajari pada buku-buku yang ada.
2.6. ASMARATANTRA
Yang disebut Asmaratantra adalah Asmara = Senang sekali; Tantra = mantra
atau seribu atau semuanya. Sehingga yang dimaksud di sini adalah melakukan
persetubuhan dengan 1 (satu) orang dapat dirasakan oleh semua orang yang pernah
di setubuhi. Hal ini bisa terlaksana dan hanya bisa terjadi dengan teraturnya
rahsa serta terlaksananya cipta.
Di saat mulai bersetubuh dengan seseorang, haruslah mengheningkan cipta,
kemudian menarik rasa bersetubuh (rahsanya sendiri) disatukan dengan cipta,
kemudian menciptakan sifat-sifat wanita yang akan diberi bahagia dari rahsanya
bersetubuh tersebut. Dan jika telah terwujud dalam cipta gambaran wanita yang
di cipta seperti dalam ilmu Asmaracipta, kemudian setubuhilah semua wanita
yang telah muncul dalam cipta, sampai dengan keluarnya rahsa nya sendiri.
Dengan kekuatan cipta; maka rasa nikmat bisa di kenakan atau ditujukan kepada
semua wanita yang telah ada dalam rasa ciptanya, sehingga rasa kenikmatan
besetubuh tersebut dapat dirasakan sama persis rasanya kepada semua wanita yang
telah di cipta dalam pikirannya.
Jika telah bisa menguasai jalannya Asmaratantra, rasa nikmat bersetubuh
bisa dirasakan sampai oleh 100 orang wanita. Dengan melakukan persetubuhan
dengan satu orang wanita, rasa nikmatnya bisa dirasakan oleh 100 hingga 1000
orang. Kisah demikian di ceritakan dalam kisah wayang dalam cerita Sri
Arjunasasrabahu yang mempunyai istri sebanyak 800 orang wanita. Kisah Harjuna
ketika menjadi raja di Kaendran, para bidadari yang berjumlah 7 dapat terkena
rasa semua, karena harjuna sangat menguasai Asmara 6 tahap sebagaimana tersebut
di atas.
Di dalam Kitab Panitisastra (karangan Empu Widdhayaka) diterangkan perbandingan
antara laki-laki dan perempuan adalah 1/8 untuk laki-laki dan 8/8 untuk
perempuan. Ini berlaku untuk hal makan dan dalam hal pekerjaan, bahwa perempuan
adalah lipat delapan di banding dengan laki-laki. Begitu pula tentang senggama
juga lipat delapan. Dewi Drupadi bersabda : Tidak ada perempuan yang akan
mendapatkan kepuasan dari laki-laki. Mengetahui hal tersebut, maka Harjuna
bertekad untuk mendapatkan cara agar bisa memuaskan perempuan, hingga akhirnya
Harjuna mendapatkan kesaktian berupa Pusaka Mantra yang bernama Asmaragama,
dimana ilmu ini adalah suatu ilmu untuk bagaimana caranya agar laki-laki bisa
memuaskan hasrat asmara wanita.
Sedangkan yang dimaksud ucapan Dewi Drupadi bahwa tidak ada laki-laki yang
bisa memuaskan wanita, itu hanya peribahasa saja. Sedangkan makna sesungguhnya
adalah bahwa laki-laki adalah badannya rahsa sedangkan wanita adalah tempatnya
rahsa. Rahsa itu tempatnya di perut. Jadi maksud yang di kandung adalah : Tidak
ada Rahsa yang dapat memuaskan perut, karena rahsa (Umpama rasa dari makanan), itu
bukan berupa barang ataupun benda seperti air, ataupun makanan lainnya; akan
tetapi rahsa lebih bersifat kehalusan yang hanya lewat sekejap di lidah yang
kemudian berjalan melalui tenggorokan, maka habislah sudah. Demikian sekedar
gambaran tentang rahsa.
Sehingga dengan demikian, sangat tepat perumpamaan bahwa perempuan tidak akan
dapat terpuaskan oleh laki-laki. Di sini dapat diterangkan bahwa laki-laki
adalah badan wadagnya atau alat, bahwa semua alat untuk melakukan asmaragama
itu semua adalah wadag. Wadag atau ujud atau benda tidak akan bisa mengenai
rasa, sebab rasa bukan wadag. Dengan demikian wadag laki-laki tidak akan dapat
memuaskan rasa perempuan; maka RAHSA-lah yang akan memuaskan RASA, Sifat
laki-laki hanya sebatas alat atau syarat membuka rasa perempuan, terbuka dan
terkenanya rasa perempuan oleh alat atau senjata laki-laki itu yang dapat
memuaskan, sehingga lebih tepatnya kepuasan wanita dapat terjadi setelah rasa
perempuan tergerak dan bergerak karena tertarik dan terkena senjata laki-laki
hingga terjadilah rasa kepuasan perempuan.
Ada juga cara Asmaratantra yang tidak melakukan senggama secara nyata, dan
nilainya lebih tinggi dari pada yang telah tersebut di atas, yaitu tidak dengan
jalan bersetubuh menggunakan badan kasar, hanya dengan menggunakan daya cipta
saja sudah dapat memuaskan wanita. Kekuatan cipta yang demikian dengan
menggunakan bacaan mantra ketika cipta sudah terpusat, yang berbunyi : Aku berniat
memadu ajiku Amaratantra, cipta ku yang telah ku persatukan sebulat-bulatnya,
dapat menarik khasiatnya pengaruh yang tersembunyi di dalam diriku” (Bersamaan
dengan bacaan mantra ini, ujung jari tengah tangan kiri, maraba kemaluan sampai ke
tulang ekor) Ku padu sehingga mesra di dalam cipta ku,
cipta ku ku padu sehingga mesra dengan rasaku, rasaku mesra dengan rasa mereka
itu yang berada di dalam kekuasaan cipta ku (mereka yang
sifat-sifat dan gambaran wajahnya telah tercipta dan telah nampak sifat-sifat
dan wajah ciptaan itu di dalam cipta), rasa mereka mesra dengan rasa ku, aku dan mereka serasa,
rasa kita ya rasa Tuhan.
Asmaratantra, bagi laki-laki yang hanya beristri satu pun ada gunanya. Hal
demikian dikarenakan adakalanya baik laki-laki ataupun wanita dalam berkeluarga
ada saat harus terpisah karena keadaan. Jika hanya satu atau dua hari tidak ada
masalah. Akan tetapi bila perpisahan itu sampai berminggu-minggu atau
berbulan-bulan, disinilah pentingnya Ilmu Asmaratantra tersebut, agar tidak
sampai tejadi perselingkuhan ataupun perzinahan.
Sehingga jelaslah bahwa Ilmu Asmaratantra adalah satu-satunya ilmu yang bisa
mendampingi (selain keimanan yang kuat)
serta bisa membuat rumah tangga semakin bahagia karena kebutuhan biologis nya
selalu dapat terpenuhi. Karena dorongan kebutuhan biologis, sangatlah kuat
sekali, andai tidak dapat terpuaskan maka akan berakibat tidak baik.
Demikian yang bisa saya sampaikan, dengan segala keterbatasan dan
kekurangan saya, kiranya untuk dapat di maafkan.
Kota Sepanjang - Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur - 20 Juli 2013
Mantap soul mbah :D
BalasHapusHebat
BalasHapus👍
BalasHapus