Suhrawardi
Judul : Suhrawardi– FILSAFAT ILLUMINASI (Pencerahan Ilmu
Pengetahuan)
Oleh : Hossein Ziai (Guru Besar Universita California Los
Angeles
Diterjemahkan dari @Hoosein Ziai, Knowledge and
Illumination
A Study of Surahwardi’s Hikmat al-Isyraq
Penerjemah : Dr, Afif Muhammad dan Drs. Munir
Penerbit : Zaman Wacana Mulia
Jl. Pasirwangi 3 Pasirluyu Bandung 40254
Cetakan I : Januari 1998
Penyadur : Pujo Prayitno
1.
Dengan Nama Tuhan Yang Pengasih Penyayang. Wahai Tuhan!
Mengingat nama-Mu adalah kemuliaan. Kekuasaan-Mu Agung, dan apa yang Engkau
karuniakan adalah tinggi, dan kemuliaan-Mu melampaui segalanya! Shalawat dan
hormat kepada mereka yang Engkau pilih dan para utusan-Mu, terutama kepada
Muhammad “terpilih”, tuan umat manusia, saksi bagi semua di Hari Kiamat. salam
juga kepada beliau dan mereka. Jadikanlah kami, dengan cahay-Mu, termasuk
orang-orang yang menang, dan (masukanlah) kami ke dalam orang-orang yang
mengingat-Mu, dan bersyukur atas karunia-Mu.
2.
Ketahuilah,
saudara-saudaraku, bahwa permintaanmu yang terus menerus agar aku menulis
fislafat illuminasi telah memperlemah ketetapan hatiku untuk bertahan, dan
menghilangkan keinginan untuk tidak memenuhinya. Kalau bukan karena
kewajiban,suatu pesan yang telah muncul, dan suatu perintah yang diberikan dari
tempat ketidakpatuhan yang akan mengantarkan pada kesesatan dai jalan, aku
tidak akan merasa berkewajiban melangkah dan mengungkap secara terbuka
(filsafat illuminasi); karena kamu pasti mengetahui bagaimana sulitnya hal itu.
Tetapi kamu, saudara-saudaraku – mudah-mudahan Tuhan menunjukkanmu kepada apa
yang Ia cintai dan ridhai – terus memintaku agar aku menulis untukmu sebuah
buku yang menyebutkan apa yang telah saya peroleh melalui intuisi (dzawq)
selama saya berkhalwat dan saat-saat saya memperoleh ilham (munuzalat). Dalam atau
tidak sempurna. Pengetahuan tidak terletak pada sekelompok orang tertentu,
sehingga pintu Langit tertutup di belakang mereka, dan juga tidak pada dunia
yang menolak kemungkinan memperoleh lebih jauh,sebaliknya pada dator scientiae
(wahib al’ilm), yang tegak dengan “horison yang jelas” (Qur’an : LXXI/23) yang
tidak pelit terhadap yang tak terlihat (al-Ghayb). Umur yang
paling malang adalah ketika seseorang kehilangan usaha dalam dirinya, tempat
gerakan pemikiran terganggu, pintu penyingkapan (mukasyafah) dikunci, dan jalan
penyaksian (musyahadah) ditutup.
3.
Saya telah menyusun untukmu, sebelum karya ini
dan selama penyusunan (ketika beberapa halangan menggangguku), buku-buku yang
sesuai dengan metode Paripatetik tempat saya telah meringkas teori-teori
mereka. Di antara karya-karya ini adalah uraian pendek yang disebut
al-Talwihat, yang memuat teori-teori yang diringkas dalam bentuk yang sangat
ringkas. Buku berikutnya adalah al-Lamahat. Saya juga telah menyusun buku-buku
lain, di antaranya yang saya tulis ketika masih muda. Namun, buku ini (Hikmat al-Irsyaq)
menggunakan metode dan cara yang bereda dari cara lain (Paripatetik) menuju
(pengetahuan), lebih rapih dan jelas, dan tidak susah untuk dipelajari. Saya
tidak memperolehnya pertama-tama melalui pemikiran (bi al-fikr), sebaliknya
melalui jalan lain. Akhirnya saya temukan bukti-bukti (hujjah) untuknya.
Sehingga haruskah saya, misalnya, berhenti menyaksikan, yang tak seorang pun
membuat saya ragu (kepastian yang telah saya peroleh).
;
4.
Dalam
semua yang telah saya sebutkan berkaitan dengan “ilmu cahaya-cahaya” dan segala
yang didasarkan padanya, saya telah dibantu oleh para musafir di jalan Tuhan.
(Apa yang membimbingku) adalah intuisi pemimpin
filsafat (Imam al-Hikmah) yang gurunya adalah Plato, “pemilik dukungan
dan cahaya Tuhan” (shahib al-ayd wa al-nur). Begitu juga (“ilmu cahaya-cahaya”
didasarkan pada intuisi para filosof) sebelum Plato, dari masa Hermes, “bapak
para filosof” (walid al-hukama) sampai pada masa Plato, termasuk para filosof
besar semisal Empedocles, Pythagoras, dan lain-lain. Bahasa para filosof
terdahulu adalah metaforis dan simbolis, sehingga dikatakan bertentangan dengan
mereka, meskipun bisa jadi bahasa tersebut diarahkan bertentangan dengan pernyataan-pernyataan
mereka yang jelas, tidak diarahkan agar berlawanan dengan tujuan mereka, karena
tak seorang pun dapat menolak metafora ataupun simbol. Ini juga menjadi teori
Timur tentang cahaya dan gelap, yang merupakan metode para filosof Persia
semisal Jamasf, Farshawahtar, Buzurjmihr, dan lain-lain yang mendahului mereka.
Namun, teori ini bukanlah teori magus yang kafir, heterodoksi Mani, dan apa pun
yang mengantarkan pada menserikatkan dewa-dewa lain dengan Tuhan yang suci dari
segala bentuk antropomorfisme.
Jangan membayangkan bahwa filsafat ada hanya dalam waktu
yang singkat. Dunia tidak pernah hampa dari filsafat, juga (tidak pernah hampa)
dari orang-orang yang menguasai hikmah, memiliki dasar-dasar dan
penjelasan-penjelasan. Orang semacam itu adalah khalifah Tuhan; dan itu akan
tetap ada selama ada langit dan bumi. Perbedaan antara filosof
terdahulu dan belakangan hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa, di samping
perbedaan kebiasaan dalam menyatakan ajaran mereka apakah secara eksplisit atau
hanya secara siyarat saja. semua filosof sepakat adanya alam-alam (wujud), dan
keesaan Tuhan; tidak terdapat perselisihan di antara mereka berkaitan dengan
prinsip-prinsip masalah-masalah (filsafat). Meskipun demikian, Guru Pertama
(Aristoteles) mempunyai kedudukan penting, peringkat tinggi, yang menyalurkan
pandangan dan kemampuan-kemampuan spekulatif yang sempurna, tidak diizinkan
seseorang membesar-besarkannya dengan cara apa pun untuk mengakhiri cercaan terhadap
dua gurunya (Socrates dan Plato). Kelompok (filosof) termasuk “para utusan”
(ahl al-sifaarah) dan “pemebri hukum” (syari’un), semisal Agathodaemon, Hermes,
Asclepius, dan lain-lain.
5.
Ada beberapa perangkat (filosof), dan mereka masuk ke
dalam kelas-kelas, sebagai berikut : filosof Ketuhanan (Hakim Ilahi) yang ahli
dalam teosofi (ta’alluh), tetapi tidak memiliki filsafat diskursif (bahts);
filosof diskursif yang tidak mempunyai teosofi; filosof Ketuhanan yang ahli
dalam teosofi dan filsafat diskursif; filosof Ketuhanan yang ahli dalam
teosofi, tetapi mempunyai kemampuan menengah atau lemah dalam filsafat
diskursif; filosof yang ahli dalam filsafat diskursif, tetapi mempunyai
kemampuan menengah atau lemah dalam teosofi; murid (secara literal pencari)
teosofi dan filsafat diskursif; murid teosofi saja dan; murid filsafat
diskursif saja. meskipun demikian,d alam beberapa periode, selalu terdapat
seorang filosof yang ahli baik dalam teosofi maupun filsafat diskursif, yang
mempunyai kepemimpinan (ri’asah) dan (filosof semacam itu) adalah khalifah
Tuhan. Meskipun demikian ini bukan satu-satunya kasus, sehingga seorang filosof
diskursif, (akan mempunyai kepemimpinan). Begitu juga, seorang filosof yang
ahli dalam teosofi, tetapi tidak mempunyai filsafat diskursif, dapat menjadi
khalifah Tuhan. Bumi tidak pernah hampa dari
filosof ahli yang ahli dalam teosofi. Kepemimpinan tidak pernah diberikan
kepada ahli dalam filsafat diskursif yang tidak ahli dalam teosofi. Karena itu,
dunia tidak pernah hampa dari teosof ahli, yang lebih pantas ketimbang filosof
diskursif semata; karena, tak terelakkan, kekhalifahan harus dipegang (oleh
seseorang). Dengan kepemimpinan ini tidak saya maksudkan (hanya) kontrol
sesaat. Sebaliknya, pemimpin teosof bisa jadi secara terbuka dalam komando;
atau, ia yang bisa jadi dalam kegaiban – yang banyak disebut sebagai “kutub”
(Quthb) – akan mempunyai kepemimpinan bahkan jika dalam persembunyian
sepenuhnya sekalipun. Ketika penguasa bumi
(al-siyasah) berada di tangan filosof semacam itu, masa akan menjadi bercahaya;
tetapi jika masa tidak mempunyai manajemen Ilahi (tadbir Ilahi), gelap yang
akan menang. Murid yang sangat baik adalah pencari teosofi dan filsafat
diskursif; berikutnya (dalam peringkat) adalah murid teosofi; kemudian murid
filsafat diskursif.
6.
Buku
kita ini (ditukan) untuk murid teosofi dan filsafat diskursif. Tidak terdapat
di dalamnya sesuatu bagi filosof diskursif yang tidak diberikan, dan tidak
mencari teosofi. Kita hanya membahas buku ini, metafor-metafor dan
simbol-simbolnya bagi orang yang telah melakukan usaha serius dalam teosofi,
atau orang lain yang mencarinya. Pembaca buku
harus sekurang-kurangnya orang yang telah mencapai tangga tempat Cahaya Tuhan
(al-bariq al-illahi) telah muncul baginya, dan penampakannya telah menjadi
keadaan yang kuat (dalam jiwanya). Orang lain tidak akan mengambil
manfaat sama sekali dari buku ini. Karena itu, siapapun yang ingin mempelajari
filsafat diskursif semata, hendaklah ia mengikuti metode Paripatetik, yang,
karena fislafat diskursif sendiri, baik dan masuk akal. Kita tidak dapat
menyebut orang semacam itu, juga tidak membahas abgi orang semacam itu
“teori-teori illuminasi” (al-qawa’id al-isyraqiyyah).
Sungguh,
urusan kaum illuminasi (al-isyraqiyyah) tetap tidak rapi tanpa (petunjuk)
cahaya-cahaya apocalypstis (sawanih nurriyyah). Karena, beberapa teori
(illuminasi) ini dasarkan pada cahaya-cahaya ini. Sehingga jika suatu keraguan
harus menimpa kaum illuminasi berkaitan dengan prinsip-prinsip tersebut, mereka
akan menyelesaikannya dengan membahas premis yang diakui, tak tertutup
(al-sullam al-mukhalla’ah). Persis seperti kita menyelidiki data indrawi
(mahsusah) dan pasti dalam hubungan dengan beberapa syarat mereka, dan
berikutnya membentuk ilmu-ilmu yang benar (‘Ulum-shahihah) berdasarkan
syarat-syarat tersebut – seperti astronomi dan sebagainya – begitu juga kita
menyelidiki (secara literal melihat) hal-hal spiritual yang pasti, dan
berikutnya membangun (filsafat illuminasi) berdasarkan mereka. Orang yang tidak
mengikuti cara ini tidak akan menganggap hikmah semacam itu dan hanya menjadi
suatu permainan di tangan orang-orang yang ragu.
Sepanjang, 17 Mei 2020
Numpang promo ya Admin^^
BalasHapusayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
dengan minimal deposit hanya 20.000 rupiah :)
Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa & E-Money
- Telkomsel
- XL axiata
- OVO
- DANA
segera DAFTAR di WWW.IONPK.ME (k)
add Whatshapp : +85515373217 x-)