Dan membangun manusia itu, seharusnya dilakukan sebelum membangun apa pun. Dan itulah yang dibutuhkan oleh semua bangsa.
Dan ada sebuah pendapat yang mengatakan, bahwa apabila ingin menghancurkan peradaban suatu bangsa, ada tiga cara untuk melakukannya, yaitu:

Hancurkan tatanan keluarga.
Hancurkan pendidikan.
Hancurkan keteladanan dari para tokoh masyarakat dan rohaniawan.

Selasa, 21 Juni 2016

Wanita dan Lelaki Ideal dalam Pemenuhan Hubungan Seksual yang Mutualis Dalam Islam


 Cuplikan dari buku “TUHAN & NABI CINTA”
Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan
Muhammad Majdy Marjan
Tuhan & Nabi Cinta the Power of Love
Tahun 2006
Penyadur : Pujo Prayitno 

ISTRI  IDEAL

Cinta antara suami istri tidak akan kekal dan berkembang bila tidak disertai dengan pelaksanaan beberapa kaidah dan kewajiban sebagaimana yang Rasulullah saw. paparkan.
Rasulullah saw. bersabda :
“Sebaik-bainya harta simpanan yang dimiliki seorang lelaki adalah seorang istri yang salehah, yang bila dilihat menyenangkannya, bila diperintah menaati, dan bila sang suami pergi, ia menjaga dirinya dan hartanya.” (al-Hadits).
Agar suami dapat selalu mencintai istrinya, maka sang istri hendaknya menjadi istri yang beriman dan salehah, yang mampu bergaul dengan baik dan memiliki kelembutan hati. Juga mampu mengurus rumah tangga dan merawat anak-anaknya dengan baik. Serta memiliki penampilan yang menarik dan menyenangkan.
Yang dimaksud berpenampilan menarik di sini bukan berarti seorang istri harus memiliki kecantikan yang luar biasa karena pada dasarnya kecantikan adalah relatif dan kecantikan seseorang bisa dilihat dari banyak sisi yang berbeda. Maka, cukuplah yang dimaksud dengan berpenampilan menarik di sini adalah dengan selalu membersihakn tubuh dan mengenakan pakaian yang bersih. Dengan demikian maka sang suami bisa selalu meilhatnya dalam penampilan terbaiknya dan mampu mencium aroma tubuhnya yang wangi hingga ia bisa senang kepadanya dan menghilangkan segala kepenatan hidupnya.
Seorang istri pun hendaknya selalu taat kepada suaminya dengan tidak melanggar perintah dan anjuran yang selaras dengan hukum syariat dan penalaran logis. Sebisa mungkin seorang istri tidak menetang suami ataupun menyakitinya baik dengan perkataan maupun pandangan sinis, atau dengan melakukan perilaku yang tak terpuji apa pun penyebabnya.
Seorang istri pun hendaknya mampu menjaga kesucian dirinya dan ikhlas dalam segala kondisi. Seorang istri hendaknya mampu menjaga kesucian ikatan pernikahan, baik di saat sang suami berada di sampingnya maupun ketika sang suami jauh darinya. Atau di saat sang suami ada bersamanya atau saat sang suami sedang tugas di luar kota dalam waktu yang cukup lama.
Seorang istri hendaknya mampu mengatur keuangan dan hemat dalam memenuhi kebutuhannya. Hendaknya, ia mampu menjaga harta suami dengan tidak menghamburkannya demi berbagai urusan yang tidak penting.
Bila seorang sitri memenuhi persayaratan di atas, maka pada saat itu, ia bukan hanya menjadi seorang istri yang baik, namun juga menjadi kekasih. Kekasih bagi suaminya. Bukan hanya itu, bahkan sang istri pun menjadi harta karunnya. Harta karun bagi suaminya dan sebaik-baiknya harta yang dimilikinya di dunia dan harta yang paling berharga dalam hidupnya. Bahkan, harta tertinggi yang dimilikinya di muka bumi ini. Sang istri akan menjadi harta karun yang sangat berharga.
Sebagaimana telah kita bahas, kecantikan adalha satu hal yang relatif. Cantik dalam pandangan manusia secara umum dan dalam pandangan wanita secara khusus sangat beragam dan bervariasi. Atas dasar inilah Rasulullah memerintahkan wanita untuk bisa memperhatikan dirinya, yakni dengan merawat tubuhnya dengan baik serta membersihkan tubuhnya dan pakaiannya secara rutin. Juga dianjurkan bagi wanita unutk membersihkan tangan dan kaki, memotong kuku dan bulu dengan tuuuan umum untuk bisa berpenampilan menarik dan feminis, baik dari lekuk dan gerakan tubuh, hingga sang suami makin sayang padanya.
Diriwayatkan bahwa Hindun bin Abu Sufyan menemui Rasulullah saw. dan berkata padanya, “Ya Rasulullahm baiatlah aku!” Rasulullah saw. berkata kepadanya dengan tegas, “Aku tidak akan membaiatmu hingga kau mengubah penampilan tanganmu! Keduanya bagaikan tangan binatang buas!” (al-Hadits).
Renungkanlah bagaimana Rasulullah sangat peduli dengan kebersihan wanita, baik itu kelembutan tangannya, rambutnya, lututnya, bahkan semua bagian tubuhnya. Beliau sangat peduli dengan gerak dan feminitas wanita. Juga pada pakaiannya, perhiasannya dan aroma tubuhnya. Pada semua hal yang berikatan dengan kefeminiman dan kecantikannya. Sejak kapan? Sejak zaman jahiliah, yakni 14 (empat belas) abad yang silam.
Pikirkanlah anjurannya yang sangat berharga! Beliau memperingati wanita pada banyak permasalahan mereka sendiri yang terkadang mereka abaikan. Anjuran yang (setelah ratusan tahun setelahnya) menginspirasi dibukanya banyak klinik kecantikan, rumah mode, salon, produksi minyak wangi dan produksi alat kecantikan di berbagai belahan dunia.
Rasulullah telah memulai semua itu sepuluh abad yang silam dan mengajarkannya kepada umatnya di kala umat lainnya tidak memahaminya. Bukan itu saja, bahkan Rasulullah sangat teliti dan telaten dalam permasalahn tersebut. Beliau memahami urgensitasnya, walau tak banyak manusia bisa memahaminya hingga saat ini.
Bisa dibayangkan, bagaimana kondisi wanita pada zaman Nabi? Lalu, bagaimana beliau bisa demikian peduli pada permasalahan wanita?
Pada zaman Nabi, bila seseorang memberikan saran pada seorang wanita akan sesuatu hal yang berkaitan dengan dirinya, maka yang terjadi adalah mereka tersinggung ataupun malu. Masyarakat pada saat itu seolah tabu membicarakan tentang kecantikan wanita. Namun Rasulullah yang penuh cinta kasih, sangat peduli dengan permasalahan umatnya dan mmbongkar segala ketabuan. Beliau memberikan petunjuk terbaiknya agar manusia mampu menuju kehidupan yang bahagia.
Diriwayatkan bahwa pada suatu saat, Rasulullah bertemu dengan seorang wanita bernama Ummu Athiyah yang berprofesi mengkhitan anak perempuan di Madinah. Rasulullah berkata padanya.
“Wahai Ummu Athiyah, bersikap lembutlah dan jangan menyiksa, sesungguhnya hal tersebut akan lebih menyenangkan dan disukai para suami.” (al-Hadits).
Masyarakat, khususnya apda masa lalu, sangat terbiasa melakukan khitan bagi wanita. Bahkan, mereka melakukan hal yang terlampau keji, yakni mereka mencabut akar tepi kemaluan, klitoris dan akar lainnya yagn sensitif bagi sistem reproduksi wanita secara keseluruhan dan hal tersebeut dilakukan karena pemahaman mereka yang keliru. Mereka menganggap bahwa cara tersebut bia menjaga kehormatan diri wanita dan mampu menjadikannya lebih terkendali. Juga sebagai cara untuk mencegah mereka melakukan penyimpangan seksual. Mereka lupa bahwa cara yang mereka lakukan adalah cara yagn sangat keji. Karena cara tersebut menghabisi semua daerah sensitif wanita pada kemaluannya yagn berakibat frigiditas dan bahkan ketakutan dalam dirinya.
Hal tersebut berdampak pada ketidaktertarikan mereka pada lelaki dan pergaulan. Mereka pun menjadi tidak menyukai aktivitas hubungan seksual dengan suami mereka dan hal tersebut menyebabkan keduanya, khususnya wanita, akan merasakan tekanan kejiwaan yagn sangat tinggi ketika akhirnya aktivitas seksual dilakukan. Timbul perasaan rendah diri dan perasaan gagal pada kedua belah pihak dalam memberikan kesenangan dan kenikmatan pada pasangannya. Keduanya merasa bahwa segala energi yagn mereka kerahkan untuk menyenangkan pasangannya hanyalah sia-sia, dan hal tersebut berimbas pada penyimpangan kesehatan dan tekanan kejiwaan yagn memungkinkan mereka menutupi semua itu dengan berlindung di balik narkoba ataupun hal berbahaya lainnya.
Selain itu, dampak terburuk yang bisa terjadi adalah adanya perselingkuhan pada keduanya yagn menghaancurkan ikatan keluarga yang telah dibina. Dampak buruk pun akan turut dirasakan oleh anak dan keluarga, serta mempengaruhi produktivitas kerja dan semua itu hanya disebabkan oleh adat (kebiasaan) yang dilakukan karena suatu kesalahpahaman.
Permasalahan di atas, apda awalnya tidak diketahui siapa pun, khususnya pada zaman yang terlalu dini. Namun secara perlahan, manusia mulai menyadari kesalahpahamannya, terlebih ketika Rasulullah memberikan peringatan tegas kepada Ummu Athiyah. Beliau telah memperingatkan Ummu Athiyah sepuluh bad silam. Setelahnya, ribuan penelitian diuji coba dan dilakukan oleh para ilmuwan besar, dokter, psikolog, ahli bedah, dan sosiolog selama ratusan tahun lamanya. Mereka pun akhirnya baru dapat membuktikan kebenaran ucapan Rasulullah saw. akan bahayanya mencabut habis daerah-daerah sensitif pada kemaluan wanita.
Bahaya tersebut, berimbas pada konisi fisik dan psikis, baik pria maupun wanita. Dampak negatifnya pun menjalar kepada buruknya hubungan seksual dan hubungan dalam berkeluarga, bahkan pada hubungan bermasyarakat pada umumnya. Inilah yagn dipaparkan oleh Rasulullah saw. dan diingatkannya sejak empat belas abad yagn lampau. Kesemuanya iu, dilakukan demi menjaga kebahagiaan hubungan suami istri dan juga kebahagiaan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.

LELAKI  IDEAL

Sebagaimana halnya, Rasulullah memberikan arahan bagi wanita agar mereka bisa dicintai suaminya, Rasulullah pun memberikan arahan yang sama bagi kaum lelaki, yakni agar mereka mampu menggapai cinta istrinya.
Arahan pertama yang diberikannya dan bahkan merupakan kewajiban pertama yang harus dilakukan seorang suami adalah berterus terang dan bersikap terbuka. Hendaknya seorang lelaki tidak menipu wanita dengan kata-kata manis dan tidak membuainya dengan janji-janji palsu, seperti dengan membuainya dengan kondisi keuanggannya yang berlimpah, kondisi keududukannya di masyarakat yang sangat tinggi, kesehatannya yang prima dan jabatannya yang prestisius, yang kesemuanya itu hanyalah pemanis belaka.
Seorang lelaki pun hendaknya, tidak menipu wanita perihal kekayaannya, usianya, nasabnya atau hal lainnya yang tidak sesuai dengan realitas kehidupannya. Hubungan yang terjadi antara lelaki dan wanita sejak awal, hendaknya berlandaskan kejujuran dan kejelasan. Dengan demikian, hubungan yang terjalin adalah hubungan yang kuat dan kokoh. Hubungan yang stabil dan permanen yang berlandaskan suatu landasan yang kokoh dan kuat. Landasan yang mampu menahan segala goncangan dan rintangan. Bukan hubungan yang lemah dan rentan akan berbagai terpaan, atau hubungan palsu yang dibangun di atas landasan pasir yang rentan hancur seiring dengan datangnya angin.
Rasulullah saw. memberikan nasihat kepada para sahabatnya :
“Bila seorang dari kalian datang meminang seorang wwanita dan dia mencat rambutnya dengan warna hitam, maka perlakukanlah wanita sebagaimana layaknya lelaki berambut hitam memperlakukannya.” (al-Hadits).
Tentunya, keterusterangan adalah hal terbaik yang bisa dilakukan.  Sesuatu hal yang apa adanya akan lebih baik dari sekedar mengada-ada. Kejujuran akan selalu lebih indah daripada kebohongan dan keterbukaan akan selalu bisa mendekatkan hati.
Sesungguhnya, garis lurus adalah adalah jalan terdekat dari dua titik yang berjauhan. Lalu, mengapa kita harus berputar-putar?
Aib yang Anda sembunikan, khususnya kepada pasangan Andan dan juga orang-orang terdekat Anda pun, suatu saat akan tampak dan menjadi masalah tersendiri. Namun dengan mengahadapinya sejak awal, dengan bantuan sahabat dan orang-orang terkasih, maka akan turut membantu meringankan dampaknya, bahkan bisa jadi akan hilang dengan sendirinya.
Tali kebohongan sangat pendek. Jalinan tipu daya sangatlah lemah dan minuman penuh tipuan sangatlah beracun. Seiring berjalannya waktu dan hari, semua kepalsuan akan terungkap dan skandal terkuak. Keraguan pun akan hilang dan muncullah kebenaran. Pada saat itulah cinta akan berubah menajdi kebencian. Kekaguman akan berubah menjadi kehinaan dan kasih sayang berubah menjadi kekerasan.
Semua yang melakukan kepalsuan hanya akan menjadi kerdil di mata pasangannya. Demikian pula dengan kemuliaannya, akan jatuh di mata pasangannya. Dampaknya, ia akan kehilangan kepercayaan diri, bahkan keberasaannya tidak dianggap di mata keluarga dan para sahabatnya. Semua pihak dekata ataupun jauh akan menghindarinya. Semua pihak yang baik ataupun buruk akan mengutuknya.
Kenyataannya, kejujuran adalah keniscayaan bagi semua; baik lelaki maupun wanita. Hubunga yang terjalin antara anak manusia bila dilandasi dengan keterusterangan bagaikan jalan yang jelas arahnya bagi siapa pun yang ingin menapakinya. Di jalan seperti itulah, siapapun yang melintasinya akan mengetahui kemana harus melangkahkan kakinya dan mampu menimbang rencana yang akan ditempuhnya secara matang. Dengan jalan inilah, maka akan lebih mampu dibangun di atasnya suatu hubungan yang kuat dan kokoh menahan terpaan angin, tidak usang dimakan zaman, dan akan terus kokoh hingga akhir usianya.
Kenyataanya, walaupun diraa sulit dan pahit pada beberapa kondisi, kejujuran adalah satu hal yang lebih baik. Bahkan, lebih penuh kasih dibanding memberikan suatu informasi yang menyesatkan dan penuh tipu daya, atau sekedar membuat orang dengan banyak khayalan dan harapan. Kejujuran lebih baik dari sekedar membangun istana dari pasir. Istana yang rapuh yang lambat laun akan runtuh dan hancur.
Atas dasar itulah, Rasulullah selalu emnetang kebohongan dan perbuatan riya. Beliau pun mengharamkan kepalsuan dan tipu daya. Rasulullah menyeru manusia untuk bisa beruat jujur dan berterus terang dengans sebaik mungkin.
Rasulullah saw. bersabda
“Allah tidak akan menerima suatu amalan yang di dalamnya terdapat sititik sifat riya.” (al-Hadits).
Namun demikian, bersikap baik atau kadang yang dikenal dengan beramah-tamah atau berbasa-basi, bukanlah suatu kebohongan. Kebersihan pun bukanlah suatu kepalsuandan menghias diri terbaik bukanlah sebagai suatu riya. Atas dasar inilah Rasulullah saw. menyeru kepada kaum lelaki untuk bisa berpenampilan baik dan bersolek.d engan demikian, mereka bisa menggapai cinta istrinya dan mendapatkan kekaguman darinya, penghargaan, penghormatan, amanah dan keikhlasannya.
Rasulullah saw. bersabda :
“Cuculah baju kalian, rapikan rambut kalian, bersiwak, bersolek dan bersihkanlah diri kalian.s esungguhnya, bani Israil tidak melakukan hal tersebut, hingga akhirnya istri mereka berselingkuh.” (al-Hadits).
Kebersihan sebagian dari iman. Kebersihan adalah dasar dari semua keindahan. Keindahan dan kecantikan adalah faktor yang mendatangkan cinta.
Para ilmuwan mengungkapkan apa artinya seseorang, baik lelaki atapun wanita, yang memiliki lekuk tubuh yang indah, wajah yang cantik dan tampan, tubuh yang ideal dan proporsional bila penampilannya tidak terawat, rambutnya acak-acakan, tubuhnya kotor, pakaiannya kotor dan baunya tidak enak. Tidak diragukan lagi, siapapun yang melihatnya akan menghindar darinya. Bahkan kerabatnya pun tidak mau berdekatan dengannya dan semua kekasihnya akan lari darinya.
Agama selain Islam tidak mempedulikan kebersihan individu, khususnya kebersihan tubuh, dengan dalih mereka lebih memprioritaskan kebersihan ruh  atau jiwa. Bahkan, di antara mereka ada yang menjadi sangat fanantik dengan mengungkapkan bahwa kebersihan tubuh dan menampilkan penampilan terbaik kepada sesama adalah satu hal yang sangat dibenci. Hal tersebut merupakan satu betuk bersolek yang terlalu berlebih dan merupakan satu penyimpangan agama.
Namun pemahaman yang keliru ini sangat rancu. Jiwa dan jasad adalah unsur yang berkaitan dalam diri manusia. Karenanya, tidak mungkin jiwa seseorang bisa bersih bila keadaan fisik atau ubuhnya dalam keadaan kotor. Bagaimana jiwa bisa menjadi fokus dalam penyucian bilakebersihan tubuh tidak dipedulikan?
Sesungguhnya jiwa mampu menenangkan raga, dan raga adalah satu cakupan dengan jiwa. Di kala jiwa mampu menggerakkan fungsi raga, maka raga adalah pelaksana gerak ruh. Keduanya saling berkaitan erat satu dengan lainnya dalam diri tiapindividu manusia. Dengan demikian, kesucian jiwa sangat berkaitan erat dengan kondisi raga atau tubuh, dan kebersihan tubuh akan mampu menenangkna jwia.
Atas dasar inilah maka kita harus memperhatikan kondisi jiwa dan raga secara bersamaan, dengan memperhatikan keindahan, kebersihan dan kesuciannya secara bersamaan dan adil, tanpa memprioritaskan satu unsur dengan mengindahkan unsur lainnya. Hal tersebut harus dilakukan demi menjaga keseimbangan dalam diri manusia.
Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami telah emcniptakan manusia dalam bentuk yang bsebaik-baiknya.” (at-Tiin (95) : 4).
Dmeikianlah Allah menciptakan manusia. Allha mendesainnya menjadi makhluk yang paling mulia dari semua makhluk-Nya di muka bumi dengan harapan agar manusia mampu menjadi makhluk yang paling sempurna dari semua makhluk-Nya. Maka tak heran bila kemudian Rasulullah saw. memerintahkan kita untuk menjaga kebersihan tubuh dan semua anggotanya secara keseluruhan, baik kebersihan mulut, gigi, maupun pakaian, memiliki penampilan yang menarik serta mengeluarkan aroma tubuh yang menyenangkan.
Semua itu ditujukan agar setiap individu dari kita mampu tampil di hadapan pasangannya, anak-anaknya, kekasihnya, dan sahabatnya dengan penampilan yang baik. Penampilan yang menyenangkan siapa pun yang melihatnya. Penampilan yang menyenangkan jiwa dan menyenangkan hati. Penampilan yang menambah point plus pemakainya, baik bagi dirinya sendiri, orang sekitarnya maupun di hadapan Allah Swr. Sedangkan penampilan yang tak terurus dan penampilan yang kotor hanya akan merusak pandangan dan membuat hati menjadi tak menentu. Hal tersebut hanya akan menambah point minus, baik bagi dirinya maupun bagi sekitarnya.
Diriwayatkan dari Aisyah, istri Rasulullah saw. bahwa beberapa roang sahabat Rasulullah menunggunya di muka pintu. Pada saat itu, di rumah ada satu bejana air. Rasulullah mengambil air tersebut untuk mengusap  jangut dan rambutnya. Lalu kukatakan padanya, “Kau melakukan hal tersebut wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab : “Tentu! Jika seseorang ingin menemui saudaranya, maka persiapkan diri dengan baik! Sesungguhnya Allah Maha Indah menyukai segala keindahan.” (al-Hadits).
Benar apa yang kau ungkapkan, wahai Rasulullah saw. sesungguhnya Allah Maha Indah dan menyukai segala keindahan! Keindahan bisa terekspresikan melalui banyak hal dan di semua hal. Bila kita mampu menjaganya, bila kita mampu menghias dengannya dan bila kita menampakkannya, maka sesungguhnya kita telah menjaga keindahan itu sendiri. Keindahan diri kita, keindahan jiwa kita, keindahan raga kita, keindahan hati kita, dan keindahan tabiat kita. Sehingga Allah Yang Maha Indah akan mencintai kita, hingga makhluk-Nya pun mencintai kita, baik itu sahabat maupun kerabat, saudara maupun anak, keluarga maupun teman, dan semua yang kita kasihi.
Namun demikian, keindahan yang ditampilkan oleh seorang lelaki memiliki batasan dan hendaknya tidak terlalu berlebihan hingga menyerupai kecantikan wanita. Yang dimaksud dengan keindahan seorang lelaki adalah dengan memperlihatkan penampilan terbaiknya dalam kemaskulinannya, penampilan yang diimpi-impikan olehn kaum wanita.
Diriwayatkan bahwa pada suatu saat, Rasulullah saw. melihat seorang lelaki yang berbicara dengan cara yang terlalu feminim dan lelaki itu berjalan dengan sangat gemulainya dengan tangan dan kakinya yang penuh dengan hena (pacar kuku). Rasulullah terkejut melihat penampilannya dan mempertanyakan apa yang terjadi padanya. Lalu para sahabat mengatakan bahwa lelaki tersebut berkeliaran bebas di penjuru kota dengan penampilan seperti itu.
Para sahabat lalu berkata padanya, “Apakah kita perlu membunuhnya, wahai Rasulullah!” “Rasulullah mengungkapkan, “Sesungguhnya aku telah dilarang membunuh orang-orang yang mengerjakan shalat.” (al-Hadits).
Ada  pembatas yang jelas antara feminitas dan maskulinitas. Menyucikan dan membersihkan diri serta menampilkan diri dengan penampilan terbaik adalah hal yang harus dilakukan oleh laki-laki dan wanita. Namun demikian, berhias ala wanita tentunya sangat berbeda dengan dandanan kaum lelaki.
Kaum wanita diperbolehkan untuk menghias rambutnya dengan berbagai perhaisan dan pernak-perniknya. Juga diperbolehkan untuk menggoreskan kosmetik pada wajahnya, bibirnya, tubuhnya dan juga kulit kukunya. Kaum wanita pun diperbolehkan untuk menyemprotkan wewangian di tubuh dan pakaiannya serta menampilkan cara jalannya yang gemulai ataupu  emnunjukan cara bicaranya yang manja di hadapan suaminya. Hal tersebut dikarenakan memang itulah ciri feminitas seorang wanita pada umumnya. Namun bagi kaum lelaki, cukuplah baginya menjaga kesucian dan kebersihan driinya dengan merapikan rambut dan kukunya dan menampilkan sosok maskulinitas dirinya dengan menggunakan wewangian sewajarnya, tanpa terlalu berlebihan yang menyebabkan menjadi seperti wanita.
Sesungguhnya, kemuliaan yang diinginkan dari seorang lelaki dan dibanggakan oleh kaum wanita adalah kemaskulinan dari seorang suami, putra, saudara lelaki dan ayahnya. Kelebihan seorang wanita adalah penampilannya yang elok dan kelemah-lembutannya, sedangkan kelebihan seorang lelaki adalah keperkasaannya dan keteguhannya.
Bersih tubuh dan bagusnya penampilan yang diiringi dengan sikap kemaskulinan sejati adalah faktor yang menjadi kekaguman kaum wanita.s edangkan bersih tubuh, keelokan penampilan diiringi dengan sikap feminitas seorang wanita adalah hal yang sangat disukai oleh kaum lelaki.
Allah berfirman, “Katakanlah. ‘yang mengharamkan perhiasan dan Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?” (al-A’raaf (7) : 32)
Alalh telah menganugrahkan berbagai macam kebaikan bagi hamba-Nya dan menghalalkan bagi kita untuk menikmati berbagai kenikmatan hidup, yakni semua kenikmatan yang halal dan baik. Mencakup semua makanan, minuman, pakaian, interior, alat transportasi, pepohonan, lautan, burung-burung, benda antik, wewangian, bukit, pegunungan dan berbagai pemandangan lainnya serta segala sesuatu yang telah diciptakan dan ditundukkan-Nya bagi manusia, baik itu kaum lelaki maupun wanita. Keduanya memiliki hak yang sama dalam menikmatinya.

Pemenuhan  Kebutuhan Seksual Yang Mutualis

Baik lelaki maupun wanita, keduanya dalah kenikamtan bagi pasangannya masing-masing. Bahkan, bisa dikatakan bahwa keduanya adalha puncak kenikmatan duniawi (kenikmatan jiwa dan raga), satu dengan lainnya. Atas dasar inilah, keduanya memiliki hak yang sama untuk bisa saling menikmati, baik itu kenikmatan jiwa maupun kenikmatan raga dengan ukuran dan batasan yang sama; baik dalam memandang, berbicara, bercinta, kedekatan, sentuhan maupun dalam berbagai aktivitas seksual lainnya.
Pemenuhan kebutuhan seksual adalah kebutuhan lelaki dan wanita secara bersamaan. Atas dasar inilah, maka lelaki memiliki hak untuk bisa menikmati keupasan aktivitas seksual bersama istrinya. Demikian pula dengan wanita, ia memiliki hak untuk bisa menikmati kepuasan aktivitas seksualnya bersama suaminya. Tidak perlu malu dalam mengungkapkannya.
Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabatnya :
“Bila seseorang dari kalian bersetubuh dengan pasangannya, maka ungkapkanlah kejujuran padanya. Bila ia telah mampu mencapai kepuasannya sebelum pasangannya mencapainya, maka hendaknya ia tidak terburu-buru menyudahinya,d an ia tetap menunggu, hingga pasangannya mencapai kepuasan yang sama.” (al-Hadits).
Permasalahan ini adalah permasalahan yang sangat penting dan umumnya tidak begitu diindahkan oleh banyak kaum lelaki. Banyak dari mereka, baik karena kebodohan, kelalaian maupun keegoisannya, hanya memuaskan hasrat sekusalnya tanpa mempedulikan dan mengindahkan kepuasan psangannya.
Keinginannya seolah hanya terfokus pada pemenuhan kebutuhan seksualnya saja tanpa memikirkan pemenuhan kebutuhan seksual pasangannya. Ia hanya menganggap wanita sebagai pemuas saja dan seolah tidak memiliki perasaan ataupun kebutuhan seksual yang harus dipenuhinya sebagaimana dirinya. Ia seranggapan seolah kepuasan hanyalah haknya, bukan hak pasangannya. Dengan demikian, ia seolah berpendapat bahwa apa yang diperbolehkan untuknya tidak layak didapatkan pasangannya dan apa yang dihalalkan untuknya adalah hal-halal untuk pasangannya.
Apakah seorang lelaki tidak mengetahui bahwa dengan melakukan kontak tubuh dengan pasangannya, berati ia telah membangkitkan perasaaan dan gairah seksual pada diri pasangannya? Lalu, mengapa ia terlalu terburu-buru menyudahi aktivitas seksualnya padahal pasangannya belum merasakan kepuasan seperti yang dirasakannya? Mengapa ia tidak mau menunggu? Mengapa ia tidak memadamkan api yang telah dinyalakan pada diri pasangannya? Mengapa ia tega meninggalkan pasangannya di tengah jalan dan langsung tidur tanpa mepedulikan perasaannya? Mengapa ia meninggalkannya dalam keadaan gelisah dan berputus asa karena belum terpuaskan kebutuhannya, dan hal tersebut terus menghantuinya hingga pagi bahkan hingga hari beikutnya?
Wanita dengans egala tabiatnya adalah sosok pemalu, dan karenanya, ia tidak akan mampu berterus terang akan apa yang dirasakannya kepada suaminya. Ia menyembunyikan semua deritanya dalam hatinya, ia menahannya seorang diri hingga semua itu mampu mengeerogoti kabahagiaannya dan mempengaruhi segala tabiat dan perilakunya terahdap suaminya, anak-anaknya dan semua yang berinteraksi dengannya, tanpa seorang pun bisa mengetahui penyebabnya secara pasti.
Lebih dari itu, bahkan karena ketidak puasannya tersebut wanita pun menjadi  rentan mengalamai frigiditas. Ia menjadi benci untuk bisa bersetubuh secara totalitas. Kontak tubuh yang dilakukannya adalah kontak tubuh yang tidak akan menghasilkan anak, ataupun gairah seksual. Kontak tubuh  yang memendam kegagalan dan keputus asaan. Ia pun menjadi sangat sulit untuk berinteraksi dengan kaum lelaki dan terkesan ia banyak menyulitkan siapa pun yang ingin dekat dengannya.
Ia menjadi  begitu merendahkan kamu lelaki dan di saat setan mampu menjerumuskannya. Tak jarang ia bisa menjadi penghianat cinta. Berselingkuh dengan lelaki lain selain suaminya yang akhirnya semuanya itu berujung pada kehancuran rumah tangga, bahkan masysarakatnya. Ia telah menodai agama dan etika moralnya.
Atas dasar itulah, Rasulullah mewajibkan setiap ellaki untuk bisa memuaskan pasangannya sebagaimana mereka mampu mendapatkan kepuasan dari pasangannya, untuk memenuhi segala gelora jiwa pasangannya sebagaimana mereka mampu mendapatkan kepuasan atas gelora jiwa dari pasangannya. Hendaknya setiap lelaki tidak emndahului kepuasannya dari kepuasan pasangannya. Hendaknya ia tidak menyodorkan potongan daging kepadanya bia ia memang tidak ebrniat memberinya. Jangan menawarkannya. Dan, jangan membuka nafsu makannya bila hanya akan membuatnya kelaparan.
Dengan semikian, bila seorang  lelaki telah mendapatkan kepuasan sekusalnya dan pasangannya belum mendapatkan kepuasan yang sama, maka hendaknya ia teap melanjutkan aktivitas seksualnya dan mengikuti aturan mainnya hingga pasangannya mampu mencapai kepuasan. Dengan demikian, maka satu sama lain sama-sama mampu memenuhi kebutuhan seksual yang sama dan bisa salign ebrbagi cinta dan kasih secara mutualis. Keduanya mampu memenuhi gairah seksual dan mencapai kepuasan secara bersama, yang akhirnya melaraskan langkah mereka sebagai suami istri yang saling berbagi kebahagiaan dalam hidup.
Walau dengan berbagai kesibukan dan tanggung jawab yang mendera, dan memiliki berbagai permasalahan umat yang harus dipecahkan, namun Rasulullah tetap menjadi sosok yang paling lemah lembut kepada istrinya. Beliau selalu menampakkan wajah yang ceria di ahdapan istri-istrinya. Beliu pun selalu konsisten mengunjungi semua istrinya di pagi dan sore hari,d an ebrusaha membantu memecahkan permasalahan hidup yang mereka miliki. Beliau selalu ikut serta bercanda rida dengan istrinya. Bahkan, tak segan membantu pekerjaan rumah.
Beliau ikut membersihkan rumah dan membantu istrinya, serta menyeru kepada para sahabat untuk meneladaninya dalam hal tersebut, yakni dalam membantu istri dan melayaninya dalam pelbagai permasalahannya.
Rasulullah saw. bersabda :
“Melayani istrimu adalah sedekah.” (al-Hadits).
Sungguh, pernikahan adalah ikatan integratif, jiwa dan raga, akal dan pikiran, amteri dan non materi. Pernikahan adalah ikatan untuk bisa saling menolong. Iakatan saling membantu dalam segala hal. Dengan demikian, sudah selayaknya setiap suami atau istri tidak ragu membantu apa yang bisa dilakukannya dan memberi apa yang dimilikinya, baik itu berupamharta maupun jasa; baik itu berupa bantuan, nasihat maupun sekedar semangat; lirikan, sentuhan mesra, padangan mengharagai atau senyuman manis. Setiap pihak hendaknya mampu memberikan yang terbaik, karena satu dengan lainnya saling melengkapi, baik itu melengkapi keluarga, masyarakat maupun kehidupan manusia secara global.
Keluarga adalah fondasi utama dari struktur masyarakat. Kebahagiaan masyarakat tergantung pada kebahagiaan dalam keluarga. Atas dasar itulah, Rasulullah memerintahkan tidap individu untuk bisa memecahkan segala permasalahan keluarga (baik itu yang tersurat maupun tersirat, yang umum maupun yang khusus, yang berhubungan dengan jiwa maupun raga; yang berhubungan dengan permasalahan agama maupun dunia) dan memperbaiki interaksi antar anggotanya.
Rasulullah memerintahkan setiap individu untuk bisa memperjelas semua hal yang samar dengan penuh keterbukaan, walau hal tersebut menyakitkan. Beliau pun menganjurkan untuk bisa memecahkan segala masalah yang muncul. Semua itu demi kebahagiaan setiap individu, baik lelaki maupun wanita, yang berujung pada kebahagiaan keluarga dan masyarakat.
Dengan demikian, maka setiap individu masyarakat akan mampu meningkatkan produktivitasnya untuk kemajuan bersama dan untuk kebahagiaan di dunia dan akhirat hingga Allah meridhai semua aktivitas hamba-Nya dan memberikan hamba-Nya limpahan cinta dan kasih sayang-Nya; menggandakan kebajikan serta memasukkan hamba-Nya ke dalam rahmat dan ampunan-Nya.


T A M A T
Sepanjang, 22-06-2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar